PERADABAN PULAU KRETA


A. SEJARAH AWAL PERDABAN PULAU KRETA

Kreta adalah pulau terbesar yang terletak di selatan pulau Yunani. Peradaban pulau kreta disebut-sebut sebagai cikal-bakal peradaban Yunani yang muncul sekitar tahun 3000-1400 SM. Letak pulau kreta sangat strategis, yakni di tengah-tengah jalur pelayaran antara Mesir, Yunani, dan Mesopotamia. Keadaan alam yang demikian mengakibatkan mayoritas penduduk pulau ini bermata pencaharian sebagai pedagang dan melakukan kegiatan pelayaran. Selain itu, pulau Kreta juga menjadi jembatan budaya antara Asia, Afrika, dan Eropa.

Orang-orang Kreta atau juga disebut orang-orang Minoa mengenal bentuk tulisan Minos. Nama minos berasal dari nama seorang raja besar di pulau kreta yang bernama Minos. Kebudayaan pulau kreta seringkali disebut sebagai kebudayaan Minoa.

Bukti paling awal dari adanya permukiman manusia di pulau Kreta adalah masyarakat bertani prakeramik neolitik yang meninggalkan sisa-sia peradaban yang berasal dari kurun 7000 SM. Studi perbandingan antara DNA haplogroup dari penduduk pria Kreta modern menunjukkan bahwa kaum lelakinya berasal dari Anatolia atau dari Levant, yang merupakan leluhur yang sama dengan orang Yunan. Populasi neolitik ini menghuni desa-desa terbuka. Kawasan pesisir tepi pantai dihuni nelayan yang tinggal dalam gubuknya, sementara dataran Mesara yang subur dimanfaatkan untuk pertanian.

Orang-orang Kreta pandai membuat gelas, alat senjata, karya seni lukis Fresko, seni porselin (gerabah), seni pahat, seni kerajinan logam, dan berbagai arca untuk kegiatan keagamaan serta memproduksi pakaian. Masyarakat Minoa sudah menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi, menjalin hubungan ekonomi dengan rakyat tetangga. Secara politis, wilayah kreta terbagi dalam komunitas-komunitas kecil, merupakan negara-negara kota yang terkenal seperti Knossos, Phaistos, Gortyna, dan Gournia.

Pada kota Knossus ditemukan reruntuhan istana Knossus yang berbentuk Labyrinth (rumah siput). Labyrinth berasal dari kata labrys yang berarti “mudah tersesat”. Bangunan istana didesain sedemikian rupa agar seseorang yang masuk akan mudah tersesat karena susunan kamar-kamar, ruangan, dan lorongnya banyak dan berliku-liku untuk menghalangi para penjahat yang masuk istana dan ingin menjarah kekayaan istana.

Kebudayaan kreta mengalami kehancuran akibat bencana alam yaitu ledakan gunung api yang maha dahsyat dari pulau Thera yang hanya berjarak 60 mil dari pulau kreta dan satu kali gelombang tsunami yang belum pernah terjadi sebelumya. Faktor lain adalah invasi bangsa pendatang yang berasal dari ras Indo-Jerman di Asia tengah yang bergerak ke Yunani kemudian ke pulau Kreta.

B. MINOA SEBAGAI PERADABAN PULAU KRETA

Peradaban Minoaadalah sebuah peradaban di Kreta, sebuah pulau dekat daratan Yunani. Peradaban ini dimulai pada Zaman Perunggu antara tahun 3000 dan 2700 SM, dan berlangsung sampai 1450 SM. Peradaban ini ditemukan kembali pada awal abad ke-20 oleh seorang arkeolog Inggris Sir Arthur Evans. Peradaban ini disebut sebagai awal mata rantai peradaban Eropa. "Pulau Kreta relah dihuni manusia sejak 7000 SM, pada zaman neolitikum. Akan tetapi baru menjelang 5000 SM bukti awal pertanian mulai muncul, hal ini menandai bermulanya peradaban ini.

Peradaban Minoa terkenal dengan perdagangan lautnya dan kota-kotanya yang teratur. Orang-orang Minoa memiliki sistem pertanian yang mengutamakan zaitun dan anggur. Agama mereka lebih banyak memuja dewi. Peradaban Minoa digantikan oleh Peradaban Mikenai. 

Tidak diketahui dengan nama apa bangsa Minoa menyebut diri mereka sendiri. Istilah "Minoa" pertama kali diajukan oleh Arthur Evans berdasarkan tokoh mitos Raja Minos. Minos dikaitkan dengan Mitologi Yunani dengan labirin, yang diidentifikasi oleh Evans dengan suatu situs di Knossos. Seringkali dinyatakan bahwa sebuah nama tempat yang disebut oleh bangsa Mesir kuno dengan "Keftiu" (*Káftiu kftiw) dan oleh bangsa Semit "Kaftor" atau "Caphtor" dan "Kaptara" dalam arsip Mari, merujuk pada pulau Kreta. "Dalam beberapa hal beberapa pengetahuan mengenai Caphtor/ Keftiu hanya bisa dikaitkan dengan Kreta, "Dalam kisah Odiseus, yang disusun berabad-abad setelah kehancuran peradaban Minoa, Homer menyebut nama suku bangsa penghuni pulau Kreta dengan Eteokreta ("Kreta sejati"); kemungkinan mereka adalah keturunan bangsa Minoa.

C. PEMERINTAHAN PERADABAN PULAU KRETA

Sistem Pemerintahan yang berbentuk kerajaan menjadi cirri dala peradaban pulau Kreta.Istana Minoa (Anaktora) adalah peninggalan bangunan paling terkenal yang telah digali dan diteliti di pulau Kreta. Bangunan monumental ini berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan berdasarkan bukti ditemukannya banyak arsip oleh arkeolog. Istana ini bertingkat dengan tangga di luar dan di dalam kompleks bangunan, sumur, tiang, gudang, dan halaman.

Bangsa Minoa bukanlah bangsa Indo-Eropa; mereka berkerabat dengan penduduk Pra-Yunani di daratan Yunani dan Anatolia barat yang disebut bangsa Pelasgia. Menghubungkan kurun peradaban Minoa dengan menggunakan kalender absolut, para ahli arkeologi menggunakan dua sistem kronologi relatif. Sistem pertama yang diciptakan oleh Evans dan direka oleh arkeolog penerusnya, berdasarkan kepada gaya tembikar. Cara ini membagi periode peradaban Minoa ke dalam tiga kurun utama yakni Minoa Awal, Minoa Pertengahan, dan Minoa Akhir. Era ini kemudan dibagi lebih lanjut menjadi subbagian Minoa Awal I, II, III. Sistem penanggalan lainnya diajukan oleh Arkeolog Yunani Nicolas Platon, berdasarkan kepada arsitektur perkembangan kompleks bangunan yang disebut sebagai "istana" di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros. Sistem ini membagi periode Minoa dalam kurun Praistana, Protoistana, Neoistana, dan Pascaistana. Hubungan antar sistem ini dijelaskan melalui tabel berikut, dengan perkiraan penanggalan kalender berdasarkan Warren dan Hankey (1989).

Istana Minoa ditempati oleh bangsa Mikenai sekitar 1420 SM (1375 SM menurut sumber lain), mereka kemudian menerapkan sistem penulisan Minoa Linear Ayang digunakan untuk bahasa Mikenai, sebuah bentuk dari bahasa Yunani Kuno, yang ditulis dengan sistem Linear B. Arsip pertama tulisan macam ini ditemukan di bangunan periode Minoa Akhir II "Ruangan Tablet Kereta Kuda Perang". Bangsa Mikenai tampaknya lebih tertarik untuk menerapkan budaya, agama, dan ilmu pengetahuan Minoa daripada menghancurkannya, dan mereka meneruskan sistem birokrasi dan ekonomi peninggalan Minoa. Pada periode Minoa Akhir IIIA:1, Amenhotep III di Kom el-Hatan menuliskan tentang k-f-t-w (Kaftor) sebagai salah satu "Tanah suci di utara Asia". Ia juga menyinggung beberapa nama kota di Kreta seperti Ἀμνισός (Amnisos), Φαιστός (Phaistos), Κυδωνία (Kydonia), dan Kνωσσός (Knossos) serta beberapa toponim yang diduga merujuk kepada Cyclades atau daratan Yunani. Jika nama-nama Mesir ini tepat, maka Firaun ini tidak menganggap Knossos Minoa Akhir III lebih dari kawasan lain disekitarnya.

Setelah sekitar satu abad pemulihan sebagian, kebanyakan kota Kreta mula mundur pada abad ke-13 SM (Minoa Akhir IIIB). Arsip terakhir Linaer A berangka tahun sekitar periode Minoa Akhir IIIA, Knossos tetap menjadi pusat administrasi hingga 1200 SM; dan yang menjadi situs terakhir Minoa adalah situs pertahanan di pegunungan bernama situs Karfi, situs pengungsian yang menujukan sisa peradaban Minoa menjelang Zaman Besi.

D. PEMBAGIAN ZAMAN PERADABAN PULAU KRETA

Menurut para arkeolog, peradaban orang-orang kreta secara kronologis dibagi ke dalam tiga periode, yaitu :

  1. Minoa awal (3400-2100 sebelum Masehi) dimulai zaman Tembaga dan beakhir pada penggunaan alat-alat dari zaman perunggu.
  2. Minoa Madya (2100-1600 sebelum Masehi), zaman ini ditandai dengan didapatkannya perkembangan bidang seni dan ditemukannya reruntuhan kerajaan Knossos.
  3. Minoa Akhir (1600-1200 sebelum Masehi), hal ini ditandai dengan masa puncak perkembangan kultural dan stagnansi akhir.

Zaman perunggu dimulai di pulau Kreta sekitar tahun 2700 SM. Pada kurun akhir milenium ke-3 SM, beberapa permukiman di pulau tumbuh menjadi pusat perdagangan dan kerajinan tangan. Hal ini memungkinkan kelompok kelas atas untuk terus menerapkan kepemimpinan dan aktivitas untuk melebarkan pengaruh dan kekuasaan mereka. Sangat mungkin sistem hirarki penguasa asli dari elite lokal tergantikan oleh struktur kekuasaan monarki - sebuah prasyarat untuk menciptakan istana agung. Dari zaman perunggu awal (3500 SM sampai 2600 SM), peradaban Minoa di Kreta menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh menjadi peradaban yang besar. 

Pada akhir kurun Minoa Pertengahan II (1700 SM) terjadi gangguan hebat di Kreta, mungkin disebabkan oleh gempa bumi besar, atau serbuan dari Anatolia. Istana-istana di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros dihancurkan. Akan tetapi dengan dimulainya periode Neoistana, jumlah penduduk bertumbuh kembali, istana dibangun kembali dengan ukuran yang lebih besar, beberapa permukiman baru dibangun di seluruh pulau. Periode ini (abad ke-17 dan ke-16 SM, Minoa Pertengahan III / Istana Baru) merupakan puncak peradaban Minoa. Akan tetapi terjadi lagi bencana alam lain sekitar tahun 1600 SM, sangat mungkin letusan gunung berapi Thera. Bencana alam ini tidak menyurutkan bangsa Minoa, mereka membangun kembali istana, bahkan lebih besar dari sebelumnya. 

E. MITOLOGI DEWA-DEWA SEBAGAI SISTEM KEPERCAYAN MASYARAKAT PULAU KRETA

Kepercayaan bangsa Minoa sebagai peradaban di Pulau Kreta lebih memuja dewi dengan pendeta perempuan sebagai penghubungnya. Patung pendeta perempuan dalam budaya Minoa dan lukisan dinding menampilkan lelaki dan perempuan berpartisipasi dalam semacam olahraga melompati banteng, membuat para ahli menyimpulkan bahwa lelaki dan perempuan memiliki status sosial yang setara dalam sistem sosial Minoa. Diduga sistem warisnya adalah matrilineal. Fresko (lukisan dinding) banyak menampilkan berbagai macam orang, jender (jenis kelamin) dibedakan berdasarkan warna kulit: laki-laki berwarna kulit coklat kemerahan, sementara perempuan berkulit putih.

Minoa lebih memuja dewi, yang seringkali digambarkan sebagai "agama matriarki". Meskipun ditemukan dewa pria, penggambaran dewi-dewi Minoa lebih banyak daripada apa yang dianggap sebagai dewa Minoa. Sementara gambaran perempuan diduga menggambarkan pemuja dan pendeta wanita tengah melakukan upacara keagamaan, serta dihadapkan dengan dewi sendiri. Diantaranya Dewi ibu dari ritus kesuburan, puan yang menguasai binatang, pelindung negara-kota, rumah tangga, panen, dunia bawah, dan lain-lain. Beberapa pihak menganggap ini hanyalah berbagai aspek dari seorang Dewi agung. Dewi-dewi ini seringkali dilambangkan dengan simbol ular, burung, kuncup bunga, dan bentuk-bentuk hewan aneh di atas kepala.

Festival perayaan yang penting menampilkan keterampilan atletik tarian Lompat Banteng Minoa, ditampilkan di banyak fresko di Knossos dan juga diukirkan pada segel miniatur. 

Altar Minoa yang dimahkotai tanduk, sejak masa Evans disebut sebagai "Tanduk kesucian" digambarkan dalam berbagai perwujudan segel, dan ditemukan hingga Siprus. Lambang-lambang suci Minoa antara lain Banteng dan tanduk suci, labrys (kapak bermata ganda), pilar, ular, cakram matahari, dan pohon. Akan tetapi penafsiran yang berbeda mengajukan bahwa lambang ini bukan menunjukkan lambang keagamaan, tetapi lambang budidaya lebah madu. 

Bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Minoa melakukan pengorbanan manusia ditemukan di tiga situs: (1) Anemospilia, dalam bangunan Minoa Pertengahan II dekat gunung Juktas, dianggap sebagai bangunan kuil, (2) sebuah kompleks tempat suci Minoa Awal II di Fournou Korifi di selatan Kreta tengah, dan (3) Knossos, di bangunan Minoa Akhir IB yang disebut "Rumah Utara".

Seperti kebanyakan arkeologi zaman perunggu, bekal kubur memberi banyak bukti arkeologi kehidupan pada masa itu. Pada akhir periode Istana Kedua, praktik pemakaman didominasi oleh dua bentuk utama: 'Makam melingkar', atau Tholoi, (terletak di Kreta selatan) dan 'rumah makam', (terletak di Kreta utara dan timur). Tentu saja ada banyak pola dan tren yang berbeda dalam praktik pemakaman Minoa yang tidak dapat dijabarkan melalui klasifikasi sederhana. Secara garis besar, penguburan adalah cara pemakaman yang paling lazim pada zaman perunggu di Kreta. Pada periode ini terdapat tren pemakaman perseorangan, dengan beberapa pengecualian. Termasuk kompleks Chrysolakkos yang banyak diperdebatkan, Mallia, yang terdiri atas sejumlah bangunan yang membentuk sebuah kompleks. Bangunan ini terletak di tengah kawasan pemakaman Mallia, dan mungkin menjadi pusat ritual pemakaman, atau consisting 'crypt' dari keluarga penting.

F. KONDISI GEOGRAFIS PULAU KRETA

Pulau Kreta adalah pulau berpegunungan dengan pelabuhan alami. Pulau Kreta yang merupakan pulau milik Yunani memiliki luas pulau adalah 8335 KM. dengan luas tersebut pulau ini merupakan pulau terbesar di Yunan. Laut tengah pulau Kreta merupakan pulau terbesar ke 5 ( Sisilia, Sardinien, Zipern dan Korsika ) Letak Pulau Kreta sangat strategis yakni di tengah-tengah jalur pelayaran antara Mesir, Yunani danMesopotamia. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Kreta untuk hidup dari sektor pelayaran dan perdagangan. Selain itu Pulau Kreta juga menjadi jembatan budaya antara Asia, Afrika dan Eropa.

Terdapat tanda-tanda bekas kerusakan akibat gempa bumi di banyak situs Minoa, serta tanda-tanda yang jelas adanya pengangkatan atau amblesnya situs pesisir akibat proses tektonik di pantai-pantainya. 


Peta Pulau Kreta-Minoa sebagai Peradaban

Homer mencatat sebuah kisah tradisional yang menyebutkan bahwa Kreta memiliki 90 kota. Berdasarkan peninggalan kompleks bangunan istana, setidaknya pulau ini terbagi atas sedikitnya delapan satuan politik pada saat puncak kejayaan peradaban Minoa. Bagian utara diperintah oleh Knossos, sedangkan bagian selatan diperintah oleh Phaistos, bagian timur agak ketengah dikuasai Malia, dan ujung timur diperintah oleh Kato Zakros sedangkan bagian barat dikuasai oleh Chania. Istana-istana kecil ditemukan di tempat-tempat lainnya.

Beberapa situs arkeologi utama Minoa, antara lain:

· Istana

  • Knossos - istana yang terbesar dan situs zaman perunggu penting di Kreta; dibeli untuk penggalian arkeologi oleh Evans pada 16 Maret 1900.
  • Phaistos - terbesar kedua bangunan istana di pulau, digali oleh universitas dari Italia segera setelah penggalian Knossopalatial building on the island, excavated by the Italian school shortly after Knossos
  • Malia - pusat penggalian Perancis, pusat istana yang menunjukkan perkembangan istana dari periode protoistana.
  • Kato Zakros - situs istana yang digali arkeolog Yunani di bagian paling timur dari pulau ini. Situs ini disebut sebagai "Zakro" dalam literatur arkeologi.
  • Galatas - situs istana yang paling akhir ditemukan
  • Agia Triada - pusat pemerintahan dekat Phaistos
  • Gournia - situs kota yang digali pada perempat awal abad ke-20 oleh universitas dari Amerika Serikat.
  • Pyrgos - situs Minoa awal di selatan pulau.
  • Vasiliki - situs Minoa awal di bagian timur pulau yang memberikan namanya kepada jenis keramiknya unik.
  • Fournu Korfi - situs di selatan pulau.
  • Pseira - kota dengan pusat ritual
  • Mount Juktas - tempat suci di puncak pegunungan yang dikaitkan dengan istana Knossos.
  • Arkalochori - tempat ditemukannya Kapak Arkalochori yang terkenal.
  • Karfi - situs pengungsian dari periode Minoa akhir, salah satu situs Minoa terakhir.
  • Akrotiri - permukiman di pulau Santorini (Thera), dekat lokasi letusan gunung berapi Thera
  • Zominthos - kota pegunungan di kaki gunung lereng utara Gunung Ida

G. SOSIAL KEBUDAYAAN DALAM PERADABAN PULAU KRETA

Bangsa Minoa di pulau Kreta adalah bangsa pedagang, kontak budaya mereka jauh lebih luas dari pulau Kreta mencapai Kerajaan LamaMesir, hingga kawasan penghasil tembaga di Siprus, Kanaan, dan pantai Levant, hingga Anatolia. Pada akhir 2009, artifak dan fresko bergaya Minoa ditemukan dalam penggalian arkeologi di Kanaan di situs istana Tel Kabri, Israel, yang mendasari dugaan bahwa Minoa memiliki pengaruh kuat di negara-kota Kanaan. Ini adalah satu-satunya peninggalan Minoa yang ditemukan di Israel. 

Teknik dan gaya keramik Minoa juga memberikan model dari pengaruh yang berubah-ubah atas periode Helladik di Yunani. Bersama beberapa contoh koloni-koloni Minoa di Thera, koloni lainnya dapat ditemukan di pulau Kastri dan Cythera, pulau-pulau yang terletak dekat dengan daratan Yunani ada di bawah pengaruh Minoa pada milenium ketiga dan tetap dibawah pengaruh Minoa hingga seribu tahun, hingga penaklukan oleh Mikenai pada abad ke-13 SM. Sebutan "koloni" atau "talasokrasi" dewasa ini dikritik. Strata sosial Minoa telah mengubah budaya benua Zaman Perunggu di permukiman Minoa di luar Kreta. Kota Cyclades berada di dalam orbit budaya Minoa, dan pulau yang lebih dekat pulau Karpathos, Saros dan Kasos, juga terdapat koloni Minoa, atau permukiman pedagang Minoa, yang berasal dari Zaman Perunggu pertengahan (Minoa Pertengahan I - II); kebanyakan ditinggalkan penghuninya pada periode Minoa Akhir I, akan tetapi koloni Minoa di Karpathos pulih dan bertahan dengah budaya Minoanya hingga akhir zaman perunggu. Tempat lain yang diduga sebagai koloni Minoa, seperti yang diajukan oleh Adolf Furtwängler adalah Aegina, akan tetapi gagasan ini kemudian ditolak. Ditemukan juga koloni Minoa di Ialysos di pulau Rhodes. 

Pengaruh budaya Minoa menunjukkan orbit yang tidak hanya mencapai Cyclades (proses yang disebut Minoanisasi), tapi juga tempat lain seperti Mesir dan Siprus. Lukisan dari abad ke-15 SM, di Thebes Mesir, menggambarkan figur manusia yang menggambarkan orang Minoa membawa hadiah-hadiah. Tulisan yang terukir menyebutkan mereka datang dari Keftiu, atau "pulau di tengah laut", dan mungkin menggambarkan para pedagang yang membawa hadiah persembahan, atau pejabat dari Kreta. 

Beberapa tempat di Kreta menunjukkan "wawasan keluar" bangsa ini. Situs Istana Baru di Kato Zakros, misalnya terletak hanya 100 meter dari tepi pantai, terletak di sebuah teluk. Ditemukannya banyak sanggar kerajinan dan kekayaan matrialnya menunjukkan bahwa kawasan ini potensial sebagai 'entrepôt' untuk perdagangan impor dan ekspor. Aktivitas ini diperjelas dengan gambaran artistik mengenai lautan, termasuk fresko 'Flotilla' dari kamar 5, di rumah barat Akrotir

Sekitar 1450 SM, kebudayaan Minoa mengalami titik balik akibat bencana alam, kemungkinan besar gempa bumi. Letusan Thera terjadi kembali dan rangkaian bencana alam ini dikaitkan dengan keruntuhan peradaban ini, meskipun demikian penentuan tanggal terjadinya masih merupakan bahasan yang kontroversial. Beberapa istana penting di Mallia, Tylissos, Phaistos, Hagia Triade serta permukiman di Knossos musnah. Istana di Knossos nampaknya tetap utuh dan bertahan sehingga mampu melebarkan pengaruhnya ke sebagian besar Kreta, hingga akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Mikenai dari daratan Yunani. 

Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang yang terlibat perdagangan internasional. Budaya mereka, sejak tahun 1700 SM dan seterusnya, menunjukkan suatu budaya yang terorganisasi dengan baik.

Benda-benda yang dihasilkan bangsa Minoa menunjukkan bahwa telah terjalin hubungan dengan daratan Yunani (terutama Mikenai) serta Siprus, Suriah, Anatolia, Mesir, Mesopotamia, dan jauh ke barat hingga pantai Spanyol.

Lelaki Minoa mengenakan kain cawat dan kilt (semacam rok). Perempuannya mengenakan jubah dengan lengan baju yang pendek serta rok berlapis yang mengembang. Kerah baju mereka sangat rendah sehingga menampilkan payudara yang terbuka. Perempuannya juga ada yang mengenakan baju ketat tanpa tali kutang (strapless). Pola pakaiannya menekankan pada pola geometrik simetris.

Koleksi seni Minoa dipamerkan di museum Heraklion, dekat Knossos di pantai utara pulau Kreta. Karena kayu dan tekstil telah lama musnah, benda peninggalan yang tersisa dari peradaban Minoa adalah tembikar, arsitektur istana dengan dinding yang dilukisi fresko, patung batu, serta batuan Minoa yang diukir halus.

Lukisan dinding "lompat banteng", ditemukan di situs Knossos, menunjukkan bahwa terdapat suatu olahraga atau ritual keagamaan melompati seekor banteng, figur manusia berkulit gelap adalah lelaki, sedangkan yang berkulit terang adalah perempuan.

Pada periode awal Minoa, keramik ditandai dengan pola garis linear berpola spiral, segitiga, kurva, silang, tulang ikan, dan lain-lain. Pada periode Minoa pertengahan, desain naturalistik mulai muncul, seperti gambar ikan, cumi-cumi, burung, dan bunga lili. Pada periode akhir Minoa, motif flora dan fauna paling banyak ditemukan dan semakin kaya jenis gambarnya. Gaya kesenian istana Knossos menampilkan karakteristik geometrik yang kuat dan penyederhanaan gaya naturalistik dan bentuk serta lukisan dengan pewarnaan monokrom. Patut dicatat bahwa terdapat kemiripan antara gaya kesenian Minoa akhir dengan seni Mikaneai. Fresko merupakan bentuk kesenian paling lazim pada periode akhir kebudayaan Minoa.


REFERENSI



Coupe, Sheena, and Barbara Scanlan. 1993. History Begins: A Global History of the Ancient World. New York: Longman.

Durant. 1939. The Life of Greece (The Story of Civilization Part II. New York: Simon & Schuster.

Hood, Sinclair. 1971. “The Minoans: Crete in the Bronze Age”. New York: Thames and Hudson, 

James Penrose Harland. 1925. Prehistoric Aigina: A History of the Island in the Bronze Age. Paris:____.

Karls, Farah. (1997). World History: The Human Experinece. Ohio, United States: National Geographic Society.

Post a Comment

Previous Post Next Post