A. Peradaban Mesopotamia (3.500 SM – 539 SM)
Peradaban Mesopotamia adalah salah satu peradaban kuno yang mendiami kawasan Timur Tengah. Peradaban ini tumbuh dan berkembang dengan tumpuan kehidupan pada air dan kesuburan tanah sebagai akibat letaknya yang dipengaruhi oleh keberadaan dua sungai, yaitu sungai Eufrat dan Tigris, yang sekarang dikenal sebagai negara Irak. Wilayah Mesopotamia membentang dari Teluk Parsi di tenggara sampai pegunungan Taurus di Turki (Daljoeni, 1982:66-70). Kawasan Mesopotamia memiliki luas 130.000 batu persegi, dikelilingi oleh pegunungan Zagros di timur dan dataran tinggi Arab di barat daya.
Dalam bahasa Yunani, Mesopotamia berarti “daerah di antara sungai-sungai”. Secara etimologis, Mesopotamia berasal dari kata “Mesos” yang berarti “tengah” dan “Potamos” yang berarti “sungai”. Dalam bahasa Arab, Mesopotamia dikenal sebagai “Bayn Nahrain” yang berarti “di antara dua sungai”. Istilah Mesopotamia telah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno seperti Polybus pada abad ke-2 masehi dan Strabo pada abad ke-60 sampai dengan 20 sebelum masehi.
Sumber air sungai Eufrat dan Tigris terdapat di lereng pegunungan Armenia di perbatasan antara Irak dan Rusia. Lumpur endapan betumpuk-tumpuk pada muaranya sehingga muncul dataran rendah baru yang selalu meluas menutup mulut teluk Bahrain. Di sekitar muara, memiliki alam geografis berupa rawa-rawa penuh tetumbuhan semak dan didiami aneka jenis burung liar. Semakin menuju pedalaman, akan semakin kering dan gersang.
Sungai Eufrat dan sungai Tigris adalah penopang utama kehidupan Mesopotamia karena kesuburannya yang membentang dari Laut Tengah hingga Teluk Persia. Kesuburan didapat sebagai akibat dari banjir hebat setiap tahun karena cairan salju yang mengakibatkan luapan sungai di gunung-gunung Armenia. Banjir tersebut menghasilkan lumpur aluvial yang berlapis-lapis dari masa ke masa, sehingga dimanfaatkan sebagai pengintensifan pertanian. Tantangan berupa banjir tersebut data diatasi dengan pembuatan dam, tanggul dan terusan.
Kesuburan Mesopotamia menarik bangsa-bangsa dari gurun dan menimbulkan iri hati, sehingga timbulah serbuan dari luar dan juga pertempuran di dalam Mesopotamia sendiri, dengan latar belakang memperebutkan air irigasi dan keadaan tanah yang baik untuk pertanian. Pertempuran dari dalam sebagai akibat dari persaingan antar negara kota pun terjadi. Negara kota yang kalah, akan menjadi bawahan negara kota yang menang, sehingga kemudian muncul sistem kerajaan. Sampai akhirnya pemimpin yang kuat mampu menjamin keamanan dan kerukunan serta mampu mengatur tawaran alam untuk kelestarian mata pencaharian (Isawati, 2012:23).
Adalah bangsa Sumeria, pendatang dari Asia kecil, sekitar 3.500 tahun SM yang mampu mencapai peradaban dan pertama kali mendiami Mesopotamia dan mampu membetuk dan memanfaatkan alam di Mesopotamia secara baik. Bangsa Summeria pada awalnya hidup sebagai petani yang hidup secara berpindah-pindah. Kemudian bangsa Semit yang sudah menguasaui dasar-dasar kehidupan politik dan ekonomi pertanian, kemudian bercampur dengan bangsa Sumeria. Perlahan tapi pasti, peradaban Mesopotamia ditempati dan didukung oleh berbagai bangsa di sekitarnya yang secara bergantian berkuasa sebagai implikasi berbagai kemudahan dan potensi yang didapatkan di kawasan Mesopotamia.
B. Bangsa pendukung peradaban Mesopotamia
1. Summeria. (3.500 SM- 2.300 SM)
Summeria adalah bangsa yang pertama kali mendiami kawasan di Mesopotamia. Mereka membentuk kerajaan pada 3.500 tahun SM, dengan beberapa negara kota yang memerintah sendiri-sendiri. Mereka menyembah banyak dewa, dan dipimpin oleh Pendeta Raja (Patesi). Dengan keahlian pertanian, mereka memanfaatkan kesuburan tanah di sepanjang aliran sungai Eufrat dan Tigris sebagai salah satu tonggak kemajuan peradaban di Mesopotamia. Mereka membentuk sistem pemerintahan, sistem kepercayaan dan hasil pemikiran yang maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti pembuatan roda, pertanian, matematika dan lain sebagainya.
2. Akkadia (2300 SM)
Pada 2300 SM, Summeria ditaklukan oleh Akkadia di bawah kepemimpinan raja Sargon. Dari segi kebudayaan, bangsa Akkadia meniru kebudayaan bangsa Sumeria yang sudah maju sehingga budaya baru berkembang yang disebut dengan budaya Sumer Akkad berbahasa Semit.
Kekaisaran Akkadia runtuh pada tahun 2154 SM, dalam waktu 180 tahun pendiriannya, mengantarkan periode penurunan regional yang tidak mampu mencegah kekaisaran akhirnya runtuh akibat invasi barbar masyarakat dari Pegunungan Zagros dikenal sebagai Gutians.
Perlemahan Kerajaan Akkad bertepatan dengan kekeringan yang parah, mungkin berhubungan dengan perubahan iklim mencapai seluruh wilayah dari Mesir ke Yunani. Sumeria Raja Ur-Nammu (2112-2095 SM) membersihkan Gutians dari Mesopotamia selama pemerintahannya.
Pada 2200 SM, yang ditandai peningkatan kegersangan dan sirkulasi angin , setelah letusan gunung berapi, memicu degradasi besar penggunaan lahan kondisi. Setelah empat abad kehidupan perkotaan, perubahan iklim mendadak jelas disebabkan meninggalkan Katakan Leilan, desersi regional, dan runtuhnya kekaisaran Akkadia berbasis di selatan Mesopotamia. Peter B. de Menocal telah menunjukkan ada pengaruh dari Osilasi Atlantik Utara pada arus aliran sungai Tigris dan Efrat pada saat ini, yang menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Akkadia.
3. Babilonia Lama (1900 SM)
Kerajaan Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit yang disebut juga Babilonia. Kata Babilonia berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan. Babilon terletak ± 97 kilometer di selatan kota Baghdad sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak selatan. Babilon menjadi pemerintahan (ibukota), perdagangan dan keagamaan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Hammurabi. Raja Hammurabi terkenal sebagai pembuat Undang-undang. Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut berasal dari pemberian Dewa Marduk. Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum itu sangat keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat tercapai karena ketaatan pada hukum. Setelah Hammurabi meninggal dunia, kira-kira tahun 1900 SM Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Hittit dari dataran tinggi di sebelah utara Mesopotamia.
4. Bangsa Assyria (±1200 SM)
Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai Tigris dan dijadikan sebagai ibukota. Pemerintahan bangsa Assyria bercorak militer. Bangsa Assyria mendapat gelar sebagai bangsa Roma dari Asia. Gelar tersebut muncul karena bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah di sekitarnya sehingga berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria membentang dari teluk Persia sampai Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain karena pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta perangnya sangat kuat.
Pada abad ke-7, pengaruh Islam mulai masuk dan membawa pengaruh terhadap Asyiria yang sudah mulai memeluk Nasrani dengan melakukan Arabisasi di Asyiria. Akibat pergolakan Islam-Nasrani, kerajaan Asyiria pun melemah. Sisa-sisa kerajaan Babilonia lalu bangkit dan merebut kota Niniveh.
Selain kehidupannya yang bercorak militer, bangsa Assyria juga membangun negerinya menjadi sangat maju antara lain di bidang pendidikan. Salah seorang raja Assyria yang terkenal adalah Assurbanipal. Pada masa pemerintahannya ia meninggalkan 22000 buah lempengan tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Niniveh. Lempengan (tablet-tablet) tersebut memuat tulisan tentang masalah keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Pada abad ke-7, pengaruh Islam mulai masuk dan membawa pengaruh terhadap Asyiria yang sudah mulai memeluk Nasrani dengan melakukan Arabisasi di Asyiria. Akibat pergolakan Islam-Nasrani, lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Khaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
5. Babilonia Baru (626 SM – 539 SM)
Kemenangan bangsa Khaldea atas Asyiria mengangkat kembali keperkasaan Babilonia yang dulu pernah jaya. Raja bangsa Khaldea yang terkenal adalah Nebukadnezar. Ia membangun kembali kota Babilon dan menjadikan kota tersebut sebagai ibukota sehingga disebut Babilonia Baru. Ada dua hal yang menarik di kota Babilonia yaitu menara Babel dan taman gantung. Menara babel yang tingginya mencapai 90 meter berfungsi sebagai keindahan kota serta mercusuar bagi para pedagang di sekitarnya yang akan menuju ke kota Babilonia. Hal kedua yang menarik adalah pembuatan taman gantung yang dipersembahkan untuk isterinya. Taman itu dibangun di atas bukit buatan. Tingginya 107 meter. Bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga-bungaan. Ada air terjun buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan. Jika dilihat dari jauh seolah-olah taman itu menggantung, suatu pemandangan yang sangat menakjubkan.
Di bidang pengetahuan bangsa Khaldea telah mengembangkan astronomi dan astrologi. Mereka percaya bahwa masa depan dapat diketahui dengan mempelajari bintang-bintang. Selain meramal nasib seseorang juga ramalan tentang gerhana. Mereka membagi minggu dalam tujuh hari, satu hari ke dalam 12 jam ganda (1/2 hari siang/terang dan 1/2 hari malam/gelap). Menghitung lewatnya waktu dengan jam air (water clock) dan jam matahari (sundial). Sebuah catatan penting mengenai Nebukadnezar adalah peristiwa penaklukan kerajaan Yudea dan Palestina. Ibukota Yerusalem direbutnya, kemah raja Sulaiman dibakar dan menjarah tanah Yudea. Bangsa Israel termasuk para pemimpinnya diangkut ke negerinya dijadikan budak dan tawanan. Peristiwa itu disebut masa pembuangan Babilon dari tahun 586-550 SM yang sangat membekas bagi bangsa Israel. Sesudah Nebukadnezar meninggal dunia tak lama yaitu tahun 539 SM, Babilonia Baru ditaklukkan oleh bangsa Persia.
5. Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus menguasai sebagian dari daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja Cambysses berhasil mengembalikan ketenteraman dalam negeri Persia. Bahkan pada tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya. Pada masa itu dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.
Dengan runtuhnya Kerajaan Babilonia Baru dan mulai berkembangnya Kerajaan Persia, maka berakhirlah peradaban kuno Mesopotamia yang selama ribuan tahun telah menunjukkan hasil peradaban dan kebudayaan yang mengagumkan.
C. Hasil Peradaban Mesopotamia
a. Matematika dan Penanggalan
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender, yang dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya. Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,, mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik. Pembagian waktu terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus melalui sistem penanggalan atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.
b. Kepercayaan
Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam.
Aspek keagamaan dan kepercayaan masyarakat Mesopotamia dapat dilihat berdasarkan ciri berikut:
a. Mengamalkan kepercayaan banyak tuhan atau politiesme.
b. Raja sebagai wakil tuhan.
c. Pendeta ketuai upacara agama di Zigurat.
d. Tidak percaya kehidupan selepas mati tetapi hanya jatuh ke dalam gua yg penuh debu.
e. Pemerintahan oleh tuhan atau wakil tuhan berasaskan hukum agama dan bersifat ketuhanan/teokrasi.
c. Hukum
Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan menjadikan Raja Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.
Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali oleh pada ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang peraturanperaturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum jenisjenis pelanggaran dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.
d. Tulisan
Salah satu syarat sebuah peradaban adalah sudah mengenal sistem tulisan. Masyarakat Mesopotamia kuno telah mengenal sistem tulisan yang dikenal dengan cuneiform berupa huruf paku dan gambar dimana merupakan representasi dari kegiatan masyarakat, mahkluk hidup berupa flora dan fauna yang terdapat di kawasan Mesopotamia.
Tulisan Cuneiform dipahat diatas lempengan-lempengan yang terbuat dari tanah liat yang tercetak dengan dipress (dicap). Sistem tulisan Cuneiform diperlukan untuk kegiatan religi, pemerintahan dan perdagangan.
e. Pertanian dan Pengairan
Pada musim hujan (Oktober-April), di Mesopotamia terjadi air bah dari sungai Tigris dan Eufrat. Air yang meluap menggenangi daerah-daerah di sepanjang aliran sungai. Air yang telah surut akan meninggalkan lapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah tersebutlah masyarakat hidup dengan bercocok tanam.
Mereka sudah mampu menanggulangi masalah banjir dan memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian. Caranya adalah dengan membuat sistem pengairan yang baik.
f. Ekonomi dan Transportasi
Masyarakat Mesopotamia sudah mengenal perdagangan dengan system barter dan berupaya menemukan penggunaan uang logam sebagai cara mengatasi kelemahan sistem barter. Namun lema kelamaan, penggunaan sistem barter dinilai semakin tidak oraktis dan terbatas. Maka dimulailah penggunaan koin logam untuk pembayaran.
Mereka pada umumnya berdagang hasil pertanian, pakaian dan keramik. Mereka juga telah melakukan hubungan dengan Mesir Kuno. Dalam hal ini, keberadaan sungai Tigris dan Eufrat sangat mendukung, selain sebagai irigasi, penghasil sumber daya pangan dan air minum, juga sebagai sarana transportasi. Bangsa Sumeria sebagai peradaban pertama di Mesopotamia juga telah mengenal roda untuk mempermudah mobilitas.
g. Arsitektur
Sekitar 6000 tahun lalu, penduduk Mesopotamia yang menyebut dirinya bangsa Sumeria membangun kota-kota pertama di dunia. Kota-kota tersebut adalah Eridu, Erech, Ur, dan Nippur. Bahan bangunan saat itu adalah balok-balok dari lumpur. Mereka juga membangun kuil besar untuk memuja dewa. Kuil tersebut dikenal dengan nama ziggurat. Masyarakat Mesopotamia sudah bisa membangun kota - kota dengan suatu perencanaan tata kota. Kota - kota di bangun sudah teratur, seperti penempatan bangunan rumah atau gedung - gedung yang teratur rapi, jalan - jalan lurus dan lebar, serta di pinggir jalan terdapat selokan selokan air. Rumah - rumah atau gedung - gedung di bangun dengan mempergunakan batu bata merah.
Peradaban Mesopotamia telah hadir sebagai salah satu peradaban tua di dunia yang mempengaruhi kehidupan manusia di masa kini dengan berbagai penemuan dan pemikirannya. Peradaban Mesopotamia yang terkahir beriringan dengan berbagai kerajaan yang bersanding dengan penemuan-penemuan tersebut, telah bertahan selama ribuan tahun sebelum masihi, di kawasan subur di sekitar sungai Tigros dan Eufrat.
D. Kerajaan Sumeria (3.500 SM – 2.300 SM)
Sumeria (sekitar 3.500 - 2.300 tahun SM) adalah salah satu peradaban kuno di Timur Tengah yang masih menjadi rumpun bangsa Semit, terletak di sebelah selatan Mesopotamia (tenggara Irak), dari catatan terawal abad ke-4 SM sampai munculnya Babilonia pada abad ke-3 SM. Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertama kali mendiami kawasan Mesopotamia, sehingga bangsa Sumeria disebut sebagai penduduk asli Mesopotamia. Bangsa Sumeria datang ke Mesopotamia dari wilayah Asia kecil sekitar tahun 3.500 tahun SM. Pada awalnya, bangsa Sumeria menjadi peternak dan mengolah lahan pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash dan Nippur.
Pada awalnya, kota-kota tersebut merupakan kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut negara kota. Timbulah kemudian serangan dari luar dan peperangan di antara kota-kota tersebut yang memperebutkan air irigasi dan keadaan tanah yang baik yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian, dan yang kalah akan menjadi bawahan kota yang menang yang lama. Lama kelamaan, memunculkan sistem pemerintahan kerajaan. Bangsa Sumeria mencapai mansa kejayaannya saat dipimpin oleh Raja Ur-Nammu. Namun, sekitar tahun 2.300 tahun SM bangsa Sumeria dapat ditaklukkan oleh bangsa Akkadia di bawah pimpinan Raja Sargon.
Sebuah penelitian menunjukkan, peradaban kuno bangsa Summeria di telah terkubur di bawah lapisan yang mengandung hewan laut, pasir dan tanah kiat. Para ahki berpendapat, itu adalah hasil dari terjangan air bah pada masa Nabi Nuh. Dan setelah masa demi masa, munculah kehidupan di lapisan di atasnya yang dikenal sebagai masyarakat Sumeria baru.
a. Sistem Pemerintahan dan Sosial
Bangsa Sumeria mengembangkan pemerintahan yang berpusat di kota Uruk (Ur) dekat muara sungai Eufrat. Para penguasa memiliki kekuasaan yang sangat besar. Selain sebagai kepala pemerintahan, Raja juga sebagai kepala agama sehingga raja disebut Patesi (Pendeta Raja). Raja bertanggungjawab terhadap kehidupan masyarakat baik lahir maupun batin. Raja harus mampu mengatur kehidupan ekonomi, keamanan atau ketentraman, hukum dan peradilan serta kehidupan keagamaan.
Bangsa Sumeria memiliki struktur masyarakat dan pemerintahan yang tertata, susunan masyarakat itu terdiri dari:
- Raja dan keluarganya
- Bangsawan dan pendeta
- Saudagar dan pedagang
- Petani
- Para budak
Bentuk bangsa Sumeria adalah “Negara Kota” yang masing-masing Negara kota dipimpin oleh seorang raja. Sebagaimana telah disinggung di muka, masing-masing raja memilki otoritas penuh baik sebagai pemimpin politik, supervisor irigasi maupun pemimpin keagamaan. Mungkin lebih tepat bangsa Sumeria menganut sistem pemerintahan dan bentuk negara “kondefenderasi terbuka”. Persantuan diperlukan hanya dalam bidang militer ketika mendapatkan serangan dari luar. Namun tidak jarang juga terjadi persaingan dan ingin saling menguasai di antara Negara-negara kota sendiri. Sebagai contoh ialah ketika Dungi berkuasa, bangsa Sumeria berada di bawah kekuasaan tunggalnaya. Sistem pemerintahan bersifat despotik. Sebagai besar penduduknya merupakan budak atau dianggap sebagai budak yang hidup dalam sebuah tirani yang secara terpaksa harus rela menerima setiap kehendak raja. Raja berkedudukan sebagai dewa yang memerintah manusia di bumi. Kebebasan intelektual hanya sedikit diberikan
b. Sistem Kepercayaan
Kepercayaan bangsa Sumeria bersifat Polytheisme. Mereka percaya akan keberadaan dewa-dewa dan menyembah banyak dewa. Salah satu dewa utama adalah Marduk sebagai dewa penguasa alam. Selain itu ada dewa-dewa yang menguasai alam, yang mereka sembah yakni Enlil (Dewa bumi), Ea (Dewa air), Anu (Dewa langit), Sin (Dewa bulan), Samas (Dewa matahari) dan Ereskigal (Dewa Kematian).
Bangsa Sumeria membangun kuil-kuil yang megah dan indah di kota-kota mereka agar dewa menyukai mereka. Kuil-kuil tersebut mereka bangun sangat tinggi karena mereka percaya, semakin tinggi kuil semakin dekat mereka dengan dewa. Tinggi kuil-kuil tersebut mencapai 88 meter. Kuil tersebut mereka namakan Ziggurat. Ziggurat berasal dari kata zagaru yang artinya bangunan tinggi seperti gunung karena merupakan menara bertingkat yang makin lama makin kecil.
c. Sistem Pertanian
Bangsa Sumeria mengolah lahan pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash dan Nippur.
Walaupun sebagian besar hidup sebagai petani, tetapi banyak dari mereka tidak memiliki tanah sendiri. Mereka mengerjakan tanah milik para pendeta, bangsawan, dan raja. Ketiga kelompok tersebut merupakan tuan tanah. Hal ini mengakibatkan para petani menggantungkan hidupnya pada tuan-tuan tanah. Mereka juga telah mengenal irigasi yang teratur. Pemupukan juga dilakukan dengan baik, sehingga hasil pertaniannya baik. Hasil pertanian Sumeria adalah gandum dan sayur-sayuran. Barang-barang yang diperdagangkan adalah wol, perak, sayur-sayuran, gandum, minyak, mutiara, dan domba. Pengolahan tanah pertanian dilakukan dengan membajak dengan menggunakan lembu dan keledai. Hasil utama pertanian bangsa Summeria diantaranya adalah gandum, jewawut, dan jelai.
d. Transportasi
Bangsa Sumeria juga dikenal sebagai bangsa pertama yang menggunakan roda untuk mobilitasnya. Seperti dalam pengangkutan hasil-hasil pertanian. Bangs Sumeria juga meanfaatkan sungai Tigris dan Eufrat untuk melakukan transportasi air.
Tahun 3500 sebelum Masehi, orang Sumeria tak sengaja menjatuhkan batu besar di atas kayu. Batu itu pun menggelinding. Mereka terkejut sekaligus senang karena tak perlu repot mengangkatnya. Sejak itulah, mulai dibuat roda dari potongan kayu untuk mengangkat benda berat.
e. Ekonomi dan Perdagangan
Perdagangan juga berjalan dengan baik. Semula dengan sistem barter, kemudian berkembang menjadi sistem penggunaan uang sebagai alat tukar. Uang yang digunakan terbuat dari logam mulia. Hal ini menunjukkan kemakmuran bangsa Sumeria. Mata uang Sumeria berbentuk cincin yang dikenal sebagai shekel, mina dan talen. Mata uang ini diatur sesuai sistem penomoran sixagesimal, yaitu hitungan dasar 60. Satu mina setara 60 shekel, satu talen sama dengan 60 mina.
f. Sistem Tulisan
Di antara hasil pemikiran peradaban Summeria adalah pengenalan terhadap sistem tulisan, Tulisan bangsa Sumeria disebut tulisan paku (cuneiform). Mereka menggunakan ± 350 tanda gambar dan setiap gambar merupakan satu suku kata. Pada awalnya, orang Sumeria menulis diatas tanah liat yang masih empuk, dengan buluh (sejenis batang ilalang) yang diruncingkan. Pada tahap awal, grafemnya berupa gambar (pictogram), tetapi lama kelamaanya menjadi lebih abstrak. Buluh tersebut bila ditekan ke tanah liat akan menghasilkan satu bentuk yang mirip dengan paku. Inilah sejarah mulai disebutnya aksara paku (cuneiform). Huruf paku yang sudah dikenal sejak tahun 3000 SM digunakan untuk mencatat hasil panen, harta benda serta urusan perdagangan. Huruf paku disebarkan oleh bangsa Funisia di sekitar Laut Tengah. Bangsa Yunani mengambil dan mengembangkan menjadi huruf Alfa, Beta dan Gama. Kemudian bangsa Romawi mengembangkan menjadi huruf Latin.
g. Matematika
Pengetahuan Bangsa Sumeria memberikan sumbangan yang penting bagi dunia dalam bidang matematika. Mereka mengembangkan hitungan dengan dasar 60 (sixagesimal). Pengetahuan ini menjadi dasar perhitungan waktu yang kita gunakan sekarang ini. Penemuan mereka tentang hitungan lingkaran adalah 360 derajat, satu jam adalah 60 menit, 1 menit adalah 60 detik. Pengetahuan tersebut menjadi dasar untuk penghitungan waktu untuk satu hari adalah 24 jam, satu bulan adalah 30 hari, satu tahun adalah 12 bulan. Penghitungan waktu disebut dengan sistem penanggalan yang nanti dikembangkan oleh bangsa Babilonia. Penghitungan kalender Babilonia berdasarkan pada peredaran Bulan (disebut sistem lunar atau kalender Komariah).
Pada abad ke-23 SM, Sumeria benar-benar mengalami kemunduran sehingga tak dapat bertahan menghadapi serbuan dari luar. Raja Akkadia bernama Sargon I (sekitar 2335-2279 BC), disebut juga Sargon yang Agung, berhasil menaklukan seluruh Sumeria. Sargon mendirikan ibukota baru, Agade, di sebelah utara Sumeria dan menjadikannya kota yang sangat kuat dan kaya. Lama-kelamaan, orang Sumeria dan orang Akkadia pun bercampur dan daerah itu kemudian disebut sebagai Sumeria-Akkadia.
DAFTAR PUSTAKA
Isawati. 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat) Jilid 1: Dari Peradaban Kuno Sampai Krisis Teluk I. Yogyakarta: Ombak.
Dipoyudo, Kirdi. 1981. Timur Tengah Pusaran Strategis Dunia. Jakarta: Centre For Strategic and International Studies.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesopotamia. Diakses pada 19 Maret 2013 20:00 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Summeria. Diakses pada 19 Maret 2013 20:09 WIB
Tags:
Sejarah Internasional
http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/carragher-guardiola-bisa-bawa.html
ReplyDeletehttp://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/sandiaga-penempatan-pkm-di-tanah-abang.html
http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/aduq-bandar-poker-bandarq-capsa-susun.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM