A. Hubungan dengan Kebudayaan India
Hubungan antara India dengan Indonesia telah terjalin sejak zaman dahulu kala. India dan Indonesia telah menjalin hubungan perdagangan sejak lama. Hubungan perdagangan ini juga telah mengakibatkan terjadinya pertukaran kebudayaan, terutama pengaruh budaya dan agama (Hindu dan Buddha) India ke Indonesia.
Pengaruh budaya India di Indonesia sangatlah besar. Pengaruh kebudayaan India ini sangat mudah diterima di Indonesia karena unsur-unsur budaya India telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap. Meskipun kebudayaan Hindu yang datang dari India telah lebih maju dari pada peradaban Indonesia, akan tetapi kebudayaan Hindu sama primitive dalam arti kebudayaan Hindu berdasarkan cara berfikir yang kompleks dan emosiani. Dalam budaya Hindu kedudukan roh-roh dan kekuatan gaib juga dianggap penting.
1. Berdasarkan Sumber-Sumber Sejarah
Beberapa bukti pengaruh budaya India di Indonesia adalah :
- Ditemukan prasasti di Kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang terpengaruh India, yaitu berbahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa.
- Adanya bangunan candi dan arca yang terpengaruh oleh Hindu dan Buddha.
- Adanya prasasti Sriwijaya yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno berhuruf Pallawa yang sudah menonjol unsur Indonesianya.
2. Berdasarkan Bukti-Bukti Arkeologi
Arca Buddha Candi Borobudur
- Adanya arca Buddha dari perunggu di Sempaga (Sulawesi Selatan) sebagai bukti tertua bergaya amarawati (gaya India Selatan), arca sejenis juga ditemukan di Jember dan Bukit Siguntang, Sumatra Selatan. Arca Buddha lainnya yang ditemukan di Kota Bangun, Kutai, bergaya gandhara (gaya India Utara).
- Adanya bukti Arkeologi di Indonesia bahwa pengaruh India ada dalam budaya Nusantara.
- Dalam berbagai hal pengaruh India itu terlihat. Di bidang pemerintahan muncul kerajaan, dalam bidang kebudayaan pengaruh India melahirkan candi megah di Nusantara, misalnya, candi Borobudur, Prambanan, di bidang sosial melahirkan ikatan-ikatan desa dan ikatan feodal.
3. Dampak Hubungan dengan Kebudayaan India
Dalam pengaruhnya pada kebudayaan Indonesia, pengaruh Hindu meliputi tiga bidang yakni agama, bangunan dan kebudayaan. Selain itu, dari sudut kronologi terdapat dua macam pengaruh di Indonesia, yaitu :
- Pengaruh Hindu aktif, pengaruh Hindu aktif adalah suatu periode dalam sejarah di mana pengaruh Hindu secara langsung dan aktif membantu perkembangan kebudayaan di Indonesia. Periode ini berlangsung dari abad ke-1 sampai ke-16 (akhir kerajaan Majapahit)
- Pengaruh Hindu pasif, yaitu pengaruh Hindu yang tidak secara langsung mempengaruhi kebudayaan Indonesia, karena kerajaan-kerajaan yang berpengaruh Hindu telah lenyap. Meskipun demikian unsur-unsur kebudayaan Hindu masih melekat dan menjadi salah satu unsur kebudayaan. Periode ini berlangsung dari abad ke-16 hingga sekarang.
Kebudayaan India yang masuk ke Indonesia telah membawa perubahan pesar terhadap peradaban di Indonesia. Bangsa India telah membawa pengaruh Hindu dan Buddha yang kemudian menyebar ke berbagai aspek di dalam masyarakat dan ketatanegaraannya. Pengaruh ini tidak hanya dapat dirasakan zaman dahulu ketika Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha masih berjaya, akan tetapi sekarang pun kebudayaan Hindu ini masih dapat kita rasakan. Selain dalam bidang agama, India juga membawa pengaruh dalam bidang perdagangan yang sudah terjalin dengan baik dengan bangsa India ini.
B. Hubungan dengan Kebudayaan Eropa dan Afrika
1. Bukti-Bukti Sejarah dari Mesir
Isi dari kitab Periplous tes Erythas Thalasses
Untuk mengetahui awal hubungan antara Eropa dengan Indonesia, para ahli sejarah telah mengkaji sumber-sumber sejarah kuno Barat. Misalnya, buku Periplous tes Erythas Thalasses yang berisi pedoman untuk berlayar di Lautan Erythrasa (Samudra Hindia). Kitab ini diperkirakan ditulis pada awal tahun Masehi oleh seorang nakhoda Yunani-Mesir yang biasa mengadakan pelayaran antara Asia Barat dan India. Keterangan dalam kitab Periplous mengenai jalur pelayaran antara Asia Barat dan India cukup lengkap.
Namun, keterangan mengenai daerah yang letaknya lebih jauh ke timur sangat samar-samar. Hal ini dapat dimengerti mengingat penulisnya tidak pernah berlayar ke daerah yang lebih ke timur dari India. Pengetahuan mengenai pelayaran jalur ke timur India diperoleh dari keterangan para pedagang dan pelaut yang mempelajari jalur timur Asia. Keterangan dalam kitab Periplous menyebutkan adanya hubungan dagang orang-orang India dengan suatu tempat yang disebut Chryse (emas). Nama ini sama dengan nama Svarnabhumi dan Svarnadvipa.
2. Bukti Sejarah dari Yunani
Isi kitab Geographike Hyphegesis
Sumber sejarah Barat lainnya yang mengungkapkan hubungan Eropa dan Indonesia adalah kitab Geographike Hyphegesis. Kitab ini berisi petunjuk membuat peta yang disusun oleh orang Yunani di Iskandariah bernama Cladius Ptolomaeus pada abad ke-2 Masehi. Dalam kitab tersebut ditulis nama-nama tempat yang berhubungan dengan nama logam mulia, seperti emas dan perak.
Misalnya Aggyre Chora (negeri perak), Chryse Chora (negeri emas) dan Chryse Chersonesos (semenanjung emas). Kitab ini menyebut pula nama Iabadiou yang sama dengan Yavadivu atau Jawadwipa. Menurut N.J.Krom, penyebutan nama tersebut dimungkinkan jika dunia perdagangan masa itu telah mengenal daerah tersebut karena pada masa itu Indonesia telah termasuk dalam jalur perdagangan internasional. Usaha mengungkapkan hubungan dagang antara Indonesia dan India pada zaman kuno dilakukan dengan mengaitkan Indonesia sebagai bagian wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa daerah Asia Tenggara atau bagian-bagiannya sudah lama dikenal oleh penduduk di sekitar Teluk Benggala.
C. Hubungan dengan Kebudayaan Cina
Dalam hubungan dagang antara Cina dan Indonesia telah terjadi hubungan pelayaran langsung antara keduanya. Bukti pasti mengenai pelayaran kedua tempat tersebut berasal dari abad ke-V M. hubungan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan Cina pada umumnya disimpulkan dari utusan-utusan mereka. Hubungan antara kedua negara ini pun tidak selalu mengenai masalah perdagangan. Seperti perutusan dari P’oli dan Tan-tan yang membawa surat berisi pujian terhadap kaisar karena jasanya untuk agama Buddha.
1. Bukti-Bukti Sejarah
Cover buku Nan Zhou I Wou Chih
Sebuah laporan Cina yang berjudul Nan Zhou I Wou Chih ditulis oleh Wan Zhen (222-280 M) menyebutkan tentang gunung berapi di Si Tiao. Si Tiao memiliki tanah yang subur dan penduduknya memakai pakaian dari kulit kayu. Yang dimaksud dengan Si Tiao adalah Pulau Jawa. Diperkirakan sebelum tahun Masehi sudah ada hubungan dagang antara bangsa Cina dengan Indonesia. Hal ini dilaporkan oleh para pedagang Cina yang berkunjung ke Indonesia.
2. Pengaruh Hubungan dengan Peradaban Cina
Keberhasilan Indonesia untuk dapat berdagang dengan Cina telah menunjukkan tahap nyata dari perkembangan masyarakat Indonesia. Setelah bangsa Indonesia dapat berdagang langsung dengan Cina, Indonesia dapat mendapatkan kedudukan tersendiri dalam perdagangan Internasional. Kapal-kapal Indonesia melayari jalur-jalur pelayaran perdagangan dari India hingga Cina. Datangnya pedagang Cina di Indonesia juga telah meningkatkan pertumbuhan perdagangan. Hal tersebut mendukung perkembangan kerajaan-kerajaan di Indonesia menjadi kerajaan maritim yang memiliki pengaruh yang besar.
Hubungan dagang ini juga mengakibatkan orang-orang Indonesia dapat sampai ke Cina, dan sebaliknya. Pengaruh hubungan Cina dengan Indonesia tidaklah sebesar pengaruh India terhadap Indonesia. Hubungan dengan India telah mengakibatkan perubahan-perubahan dalam ketatanegaraan di sebagian wilayah Indonesia. Selain itu juga mengakibatkan perubahan dalam tata dan susunan masyarakat sebagai akibat dari penyebaran agama Hindu-Buddha. Pengaruh Cina ke Indonesia jauh lebih kecil.
Pengaruh Cina ke Indonesia tidaklah sebesar pengaruh India, akan tetapi Cina yang sejak dahulu telah dikenal karena perdagangannya juga telah memberi pengaruh yang berarti dalam peradaban Indonesia. Karena perdagangannya dengan Cina, Indonesia dapat semakin memperluas perdagangannya yang berdampak pada semakin majunya kerajaan-kerajaan di Indonesia saat itu.
Tags:
Masa Kuno