JEPANG SESUDAH PERANG





Masyarakat Jepang menderita pengalaman-pengalaman yang mengguncangkan jiwa setelah perang. Orang-orang Amerika yang tidak memiliki keterapilan, mengguakan pemerintah Jepang untuk memerintah. Jepang mencoba melakukan perbaikan di berbagai bidang seperti pada social politik. Masyarakat seperti mencoba tidak mempedulikan kejadian-kejadian kelam pada masa lampaunya, semua beraktivitas sesuai dengan bidangnya. Pada bidang politik, partai-partai mulai disusun kembali, Satu-satunya partai tradisional yang tidak berakar sebelum perang yaitu Komeito atau sering disebut Partai Pemerintah Bersih.

Walaupun demikian tetaplah terjadi banyak kekacauan dalam bidang politik, sosial maupun ekonomi. Dari kalangan buruh, kaum sosialis dan komunis maupun golongan kiri saling mempunyai kepentingan dan keinginan masing-masing, sehingga tidak jarang sering turun ke jalan untu mengobarkan semangat.Sebagian besar kelompok menyampaikan kekecewaannya dikarenakan kebijakan-kebijakan dari pemerintah dan turut campur tangannya Amerika Serikat.

Beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya pertarungan politik antara kaum kiri dan kanan di Jepang antara lain dikarenakan sikap Amerika dari pangkalan Jepang terhadap penyerbuan Korea Selatan oleh Korea Utara yang komunis pada 25 Juni 1950. Selan itu, juga dikarenakan peran Ameika yang akan memberikan pengaruh terhadap Jepang sehingga akan lebih condong ke kapitalis dan menjauhkan terwujudnya sosialis dan juga hadirnya pangkalan-pangkalan dan pasukan Amerika di Jepang yang menimbulkan perselisihan yang tidak kunjung berakhir.

Alasan Amerika tetap bertahan di Jepang yaitu dengan ditandatanganinya Perjanjian Keamanan Liberal pada bulan September 1951. Perjanjian keamanan liberal ini memberikan kepada Amerika pangkalan di Jepang dan suatu keterikatan untuk mempertahankan kepulauan ini. Perjanjian ini tanpa persetujuan Rusia dan keikutsertaan Cina.

Kaum kiri menentang keras keinginan kaum konservatif untuk mengubah konstitusi guna menjelaskan kedaulatan kaisar dan guna menghilangkan pembayaran atas pertahanan militer. Bertahun-tahun, Jepang mengadakan hubungan dengan bangsa lain untuk mendapatkan kembali tempat dalam masyarakat dunia. Pada tahun 1956, Jepang melakukan perundinagn dengan Uni Soviet yang kemudian membatalkan hak veto Jepang dalam PBB. Pada tahun 1956, hubungan dengan Korea Selatan dinormalisasi atas dasar pembayaran yang besar dari pihak Jepang, Pada tahun 1972, Jepang juga melakukan pendekatan pada China-Amerika. 

Letusan politik dan demonstrasi besar-besaran di jalan terjadi karena pada tahun 1960 terjadi perubahan perjanjian keamanan dengan Amerika. Kondisi seperti ini sempat mereda setelah ada perjanjian penghasilan dua kali lipat dan adanya daya tarik tersendiri warga Jepang terhadap Presiden Amerika Serikat, Jhon F. Kennedy. Namun ketegangan kembali terjadi pada tahun 1965 ketika orang Amerika secara mendalam terlibat dalam perang di Vietnam. Kebanyakan orang Jepang menentang posisi Amerika di Vietnam dan menganggapnya sebagai ancaman untuk melibatkan Jepang dalam petualangan militer Amerika. Akhirnya tahun 1968 karesahan mahasiswa mencapai puncaknya dan terjadi kerusuhan polik di Jepang dan di tempat-tempat di dunia. Namun kerusuhan tersebut lambat laun dapat teratasi dan pada tahun 1972, keadaan Jepang mulai stabil.

Kestabilan yang terjadi di Jepang membuat ekonominya berkmbang dengan baik, selain itu juga dipengaruhi kebijakan penghematan yang dikeluarkan tahun 1945. Pada tahun 1960-n, ekonomi jepang berada pada posisi ketiga dunia dan pendapatan perkapita naik sekitar 10%. Dengan mulai membaiknya keadaan ekonomi Jepang maka uncul rasa kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jepang, Hal itu mereka pamerkan pada Olimpiade Tokyo tahun 1954, dan Pameran Internasional Osaka tahun 1970. Pertumbuhan ekonomi yang pesat diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang berkurang, hanya sekitar 1% per tahun selama tahun 1950-an hingga 1960-an, hal itu menjanjikan kestabilan sekitar 135 juta dalam tahun 2000. Rendahnya pertumbuhan pnduduk ini selain program pemerintah juga disebabkan arus urbanisasi serta ketersediaan ruang untuk hidup di kota.

Pada akhir 1960-an Jepang menjadi negara investor di Asia maupun Eropa. Selain dalam bidang ekonmi, bidang pendidikan juga mengalami perkembangan yang cukup pesat, di Jepang istilah putus sekolah tidak lagi dikenal, sekitar 90% pelajar Jepang menyelesaikan pendidikan 12 tahun secara tepat waktu dan 30% dari itu melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi seperti persentase kebanyakan negara di Eropa Barat. Dalam bidang kebudayaan, Jepang juga mangalami kemajuan, music tradisiona dan film-film Jepan mengalami ketenaran di dunia. Kawabata, seorang penulis tradisional memenangkan hadiah Nobel untuk Kesusastraan tahun 1968. Dengan berkembang pesatnya ekonomi Jepang khususnya dalam hal industry, ternya ta menimbulkan masalah baru yaitu masalah kerusakan lingkungan dan polusi. Meskipun ekonomi Jepang sedang dalam fase baik, khususnya dalam hal industry, ternyata Jepang juga mengalami kendala dalam hal sumber daya alam, khususnya minyak bumi. Jepang bergantung kira-kira tiga perempat dari minyak impor, melonjaknya harga minyak dunia sebesar empat kali lipat menjadi pukulan terendiri bagi jepang, terlebih dengan krisisnya minyak bumi di kawasan Arab

Keseimbangan politik Jepang yang lama juga nampaknya berada pada titik nyaris lenyap. Suara Demokrsi Liberal telah surut secara perlahan, tapi tetap tahun demi tahun, dan ada tanda-tanda dalam waktu singkat tidak ada lagi partai yang mempunyai mayoritas perlemen. Inilah kondisi yang tidak pernah dihadapi Jepang sejak kemerdekaannya sesudah perang.

Muhammad Wahyudi Setiawan

Post a Comment

Previous Post Next Post