Orde Baru dan Peluang Demokrasi
oleh
Daniel Dhakidae, Ph.D.
Orde baru berkuasa sepenuhnya sejak tahun 1965. salah satu tanda orde baru sangat berkuasa adalah ia tidak membutuhkan legitimasi apapun dari siapapun. Pada tahun 1973 rezim orde baru merasa terganggu oleh partai-partai yang ada. Maka pemerintahan orde baru menertibkan semua partai-partai yang ada. semua partai direkayasa sehingga partai-partai tersebut tidak mempunyai kekuatan lagi. Partai yang direkayasa tadi menjadi tiga partai saja yaitu Golkar, PPP , PDI(pada dasarnya itu semua bukan partai).
Orde baru juga tidak membutuhkan dukungan pers. Disini pers juga dikekang. Orde baru juga tidak perlu dukungan dari masyarakat lain manapun. Orde baru mampu menciptakan "swalegitimasi" yaitu dirinya mendukung dirinya sendiri.
Pada pertengahan 1980,ketika minyqk mulai hancur, pemwrintahan orde baru mulai sadar bahwa negara tidak bisa mengandalkan kemampuan dirinya aaja. Maka dari itu pemerintahan orde baru mulai melirik kalangan pengusaha untuk memperkuat rezimnya. Lama kelamaan mereka mulai melirik masyarakat untuk mendukungnya. Sampailah pada waktu yang tepat mereka menjatuhkan pilihan untuk melakukan politik islam. Islam memiliki tempat yang strategis dalam politik. koran republika mendapat lusensi dari pemerintah. Tapi yang lain tidak.
Orde baru bertahan lama dikarenakan keamanan dijadikan idioligi. Yang dimaksud keamanan disini adalah keamanan untuk penguasa orde baru saja. Tidak bagi masyarakat umum. Idioligi keamanan itu menembus waktu dan lintas ruang.Musuh yang terhebat bagi orde baru adalah PKI dan komunisme.
Dalam sutuasi orde baru,apakah ada demokrasi dan demokratisasi si Indomesia?. dimasa ini partai-partai dibredel sehingga hanya tersisa 3 partai saja.yaitu Golkar,PPP,PDI. Golkar jelas bukan partai, tapi PPP dan PDI partai tapi bukan partai. Pers pada waktu itu tidak berjalan dengan semestinya. karena pers harus nurut dan tunduk pada pemerintahan. Yang tidak mau menyetujui aturan pers pemerintah akan langsung ditutup oleh pemerintah.
Partai dan pers merupakan hal yang penting dalam demokrasi. Partai dan pers berada digaris depan dalam demokratisasi.
Telaah Tentang Kebebasan di Indonesia Menjelang
Tahun 2000
oleh
Dr. Muhammad As. Hikam
Penggunaaan kekerasan akan menghasilkan pukulan balik yang mempersulit peejuangan mencapai demokrasi. Gerakan pro demokrasi digambarkan sebagai sesuatu yang berbeda diluar dari umumnya.Yang membawa dampak buruk
Bebicara kebebasan yang notabene salah satu inti dari demokrasi merupakam hal yang sia-sia. Para aktivis demokrasi,dianggap sebagai orang-orang yang frustasi yang tidak mendapat jatah posisi politik. Bahkan disuatu majalah aada yang mengatakan bahwa "mereka layak diburu-buru".
Kebebasan politik memang khas dari demokrasi. akhir-akhir ini rakyat kecil menjadi tonggak depan dalam berdemokrasi. Pada dasarnya manusia menginginkan suatu kebebasan. Dalam hal ini adalah kebebasan politik.
Militer Dan Agenda Demokrasi
Oleh
Dr. Mochtar Mas’oed
Sejak tahun1970an tercatat kira-kira lebih dari 35 negara yang semula otoriter menjadi demokratis. Tentara itu bukan ABRI. Kalau ABRI ada polisinya. Tentara diberbagai negeri banyak yang bertumpu pada kemampuan ekonomi untuk tumbuh tinggi. Karena kehidupan tentara yang selalu mahal.
Ada banyak comtoh yang menunjukan bahwa tentara itu juga berfikir kalau otoriterisme itu sangat merepotkan. Tentara itu akan berubah fungsi ketika ada musuh dari luar negeri, namun saat modern ini banyak musuh yang datang dari dalam negeri.
Fungsi tentara menjaga itu lebih penting, adripada menunggui orang, lebih penting safari senyum KB, kalau itu bisa dilakukan maka itu akan mendorong untuk terjadinya perubahan. Jadi ada fungsi yang lebih penting dari apa yang lebih penting daripada yang merepotkan selama ini.
Perubahan itu bisa kita bantu. AURI misalnya, anggaran belanjanya sangat tidak memadai, jika itu bisa kita bantu maka itu akan membuat kita lebih sehat. Sipil dan yang duduk di parlemen alangkah baiknya untuk mempelajari atau menguasai , kemampuan,, keahlian, yang dipunyai oleh tentara.
Agar mereka yang duduk di parlemen bisa mengambil keputusan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tentara. Kemampuan-kemampuan sipil terhadap ilmu seperti itu kalau kita ingin berdemokrasi secara tidak semu. Sampai hari ini ilmu itu hanya dipelajari oleh tentara saja. Karena kita sama-sama warga Negara yang wajib menjaga tanah air kita.
Tags:
Masa Kontemporer