Bung Hatta dan Demokrasi

Dalam sejarah, Hatta atau dikenal dengan sebutan Bung Hatta merupakan salah satu founding father bangsa Indonesia. perjuanannya tidak hanya dalam pergerakan fisik tapi jusa intelektual. Bersama Soekarno, Hatta banyak terlibat dalam perundingan-perundingan dan perumusan-perumusan tentang negara Indonesia merdeka. Bisa dibilang Hatta terlibat secara langsung dalam merintis sampai merdeka bangsa indonesia. Hatta menempuh pendidikan formalnya di ELS, namun cuma bertahan 2 tahun kerena alasan kurang nyaman. Kemudian pindah ke padang di rumah bapak tirinya. Di sana Hatta sekolah di MULO. Di MULO inilah Hatta mulai kenal dengan organisai JSB dan tokoh-tokoh pejuang. Setelah tamat dari MULO Hatta melanjutkan pendidikan ke Batavia, tepatnya di Prins Hendriks School (sekolah menengah dagang lima tahun).

Setelah selesai PHS Hatta memutuskan studinya ke negeri Belanda. Hatta mengambil sekolah tinggi dagang (Handles Hoge Schoole). Ketika di Belanda inilah Hatta mulai terlihat sebagai sosok pemikir yang kritis dan berkharisma. Uniknya walaupun Hatta mengambil studi tentang ekonomi tapi Hatta menyempatkan diri membaca buku social, politik dan sejarah bangsa-bangsa. Melalui organisai PI Hatta menemukan ruang aktualisasi ide dan gafasanya. Hatta terlibat aktif dalam PI dan mulai menggalang kekuatan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di negeri Belanda. Keterlibatan Hatta di PI membawanya aktif mengikuti peprgolakan di dunia melalui surat kabar Internasional dan berinterkasi secara langsung dengan dunia Internasional.

Keterlibatan Hatta di PI dan aktif mengikuti perkembangan dunia menumbuhkan kesadaran Hatta tentang kedaulatan bangsa-bangsa. bahwa bangsa-bangsa berhak merdeka dan mengurus dirinya sendiri, tidak dibenarkan sebuah negara menjajah negara lain. Hatta kemudian aktif menulis tentang kondisi politik dunia. Salah satunya adalah tentang konsep demokrasi. Hatta yang dikenal sebagai kutu buku, dari bcaan-bacan buku-buku tentang ekonomi, social, plotik, dan sejarah bangsa-bangsa serta kunjungannya kebeberapa Negara telah membekas sangat mendalam. Bagi Hatta demokrasi merupakan konsep yang paling tepat, tapi Hatta menggaris bawahinya konsep demokrasi, terutama tentang demokrasi yang diterapkan di negara-negara barat. Bahwa demokrasi yang telah mapan dinegara barat tidak bisa diterapkan secara murni disetiap Negara.

Dalam buku ini di kemukakan kritik Hatta terhadap kekurangan demokrasi barat. Bagi Hatta demokrasi barat memiliki kekurangan di bidang politik dan ekonomi. Dibidang politik demokrasi telah melahirkan faham liberalisme secara umum. Dalam brosur ke arah Indonesia merdeka Hatta memberikan pendapat bahwa demokrasi tiada membawa kemerdekaan bagi rakyat, melainkan menimbulkan kekuasaan kapitalisme. Maka demokrasi tidak hanya cukup dalam bidang politik tapi juga harus ada demokrasi dalam bidang ekonomi.

Pendangan ini kemudian membawa Hatta mengkritik terhadap demokrasi barat dalam bidang ekonomi. Faham liberalisme yang melahirkan paham demokrasi dengan menjunjung tinggi kepentingan individu. Artinya kebebasan individu di akui baik dalam bidang politik maupun ekonomi. Kebebasan dibidang ekonomi kemudian melahirkan kapitalisme. Dalam logika kapitalisme mengatakan bahwa yang kaya makin kaya dan miskin-makin miskin akhirnya menjadi sebuah fenomena baru yang menciptkan ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara maju. Kesenjangan ekonomi di negara-negara berkembang semakin tinggi. Kekayaan hanya mengumpul pada sekelompok orang.

Hatta tidak hanya mengkritik tentang mapannya demokrasi barat yang ternyata gagal diterapkan secara masal di dunia, tapi juga memberikan padangan. Sebagai seoarang generasi intelektual yang mumpuni pada zamannya Hatta memberikan tawaran tentang demokrasi bagi Indonesia. sebuah demokrasi hasil dari racikan hatta yang kenyang akan pengalaman hidup di negara barat dan realitas yang dia temukan di negara-negara berkembang. Sebuah demokrasi yang ideal bagi negara-negara berkembang. Demokrasi ideal seperti apa?



Bagi Hatta demokrasi barat berhasil diterapkan dinegara-negara maju karena sesuai dengan budaya dan karakter masyarakat barat yang individualis. Wajar jika demokrasi barat diterapkan secara murni dinegara-negara berkembang gagal karena karakter masyarakat timur yang kolektif. Namun bukan berari demokrasi secara subtansi jelek. Hanya saja demokrasi yang perlu dikembangkan menurut Hatta adalah demokrasi yang digali dari khasanah bangsa itu sendiri. Untuk Indonesia Hatta menilai bahwa demokrasi yang cocok adalah demokrasi yang dibangun atas dasar kolektivitas dan kekeluargaan. Dibidang politik demokrasi menjunjung tinggi nilai musyarawah mufakat (kolektivitas) dalam mengambil keputusan sedangkan dalam bidang ekonomi dikembangkan ekonomi berdasarkan kekeluargaan yang terwujud dalam koperasi. Hatta sangat baik menerangkan tentang asa kekeluargaan dan gotong royong yang telah lama hidup di Nusantara.

Post a Comment

Previous Post Next Post