NEGARA IRAK

A.  PROFIL NEGARA IRAK

a.  Al-Jumhuriyah Al-Iraqiyah Komara Iraqê



Bendera Lambang

 Ibukota : Bagdad

 Mata uang : Dinar (IQD)

 Bentuk Pemerintahan : Republik

 Bahasa Resmi : Arab, Kurdi, Assyria

 Lagu Kebangsaan : Mawtini

 Kepala Negara : Presiden

 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

 Kemerdekaan :

Dari Kerajaan Ottoman : 1 Oktober 1919

Dari Britania Raya : 3 Oktober 1932

Kedaulatan dari CPA : 28 Juni 2004

 Motto : Allahu Akbar (Allah Maha Besar)



b.  Kenegaraan

Jenis kekuasaan Irak berupa Republik dengan bentuk negara Federasi. Irak terdiri atas 18 Muhafazah (gubernuran) dan 1 region khusus. Ke-18 muhafazah adalah: Al Anbar, Al Basrah, Al Muthanna, Al Qadisiyah (a.k.a. Ad Diwaniyah), An Najaf, Arbil, As Sulaymaniyah, Babil, Baghdad, Dahuk, DhiQar, Diyala, Karbala', Kirkuk, Maysan, Ninawa, Salah ad Din, dan Wasit. Sementara 1 regionnya adalah Kurdistan Regional Government. Irak menganut sistem pemerintahan Parlementer dengan parlemen Bikameral (Council of Representatives + Federation Council). Menurut data per April 2013, Presiden: Jalal Talabani, Wapres I : Tariq Al-Hashimi, Wapres II : Khudayr Musa Jafar Abbas Al-Khuzai, Perdana Menteri: Nuri Al-Maliki, Bank Sentral : Sinan Muhammad Ridha Al-Shabibi.

Republik Irak (nama lokal: Al Jumhuriyah al Iraqiyah – nama lokal singkat : Al Iraq (Arab: العراق, Turki: Irak, Kurdi: عيَراق), adalah sebuah negara di Timur Tengah atau Asia Barat Daya, yang meliputi sebagian terbesar daerah Mesopotamia serta ujung barat laut dari Pegunungan Zagros dan bagian timur dari Gurun Suriah. Negara ini berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi di selatan, Yordania di barat, Suriah di bara tlaut, Turki di utara, dan Iran di timur. Irak mempunyai bagian yang sangat sempit dari garis pantai di Umm Qashr di Teluk Persia. Irak mempunyai sejarah yang kaya. Kini Irak termasuk negara berkembang di tengah-tengah perang saudara.

c.  Letak, Luas dan Batas Negara

Irak adalah suatu negara yang berada di daerah timur tengah dengan luas total 438,317 km dan luas perairan 1,1% dari luas daratannya. Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Irak juga berbatasan dengan negara – negara Timur Tengah, antara lain dengan negara Jordan, Syria, Iran, Saudi Arabia dan Turkey. Sebelah utara berbatasan dengan Turki, sebelah timur berbatasan dengan Iran, dan sebelah selatan berbatasan dengan Saudi Arabia dan Kuwait. Irak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1932.




  1.  Iklim dan musim Irak

Sebagian besar daerah-daerah di Iraq memiliki iklim yang sangat panas dan sangat dingin. Daerah pegunungan di bagian utara memiliki musim panas dan musim dingin, bahkan seringkali diikuti oleh hujan salju. Iraq bagian tengah memiliki musim panas lebih panjang dan musim dingin lebih pendek. Suhu udara pada bulan Januari di Baghdad sekitar 9.4 C (49 F), sedangkan bulan Juli dan Agustus 33.3 C (92 F), sejauh ini temperatur tertingggi adalah 50.6C (123 F). Dibagian selatan sekitar Teluk Persia juga memiliki suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Di dataran tinggi bagian utara sekitar bulan Oktober sampia bulan Mei curah hujannya tinggi, sedangkan untuk bagian selatan, khususnya untuk dataran yang berawa curah hujannya lebih sedikit, kira-kira 152 mm

2.Peta negara Irak






d. Keadaan Ekonomi

Perekonomian Irak, yang merupakan salah satu negara dengan cadangan minyak terbesar dunia, menyaksikan ekonominya tercabik oleh kekerasan meluas sejak invasi pimpinan AS dua tahun lalu, menyusul lebih dari satu dekade sanksi ekonomi keras yang diawasi oleh PBB. Ekonomi mengkerut hampir separuh tahun 2003 dibanding dengan tahun sebelumnya, menurut angka-angka Kementerian Perencanaan dan Bank Sentral Fasilitas minyak, terutama di wilayah Muslim Sunni di bagian utara, terus menerus diserang. Ketidakamanan telah menunda proyek-proyek untuk mengembankan 112 miliar barel cadangan dan meningkatkan ekspor, masih di tingkat sebelum perang pada 1,5 juta barel per hari. Pengangguran sekitar 30 persen dan listrik naik turun, dengan tenaga tersedia hanya paruh waktu

e.  Sosial Budaya Irak

Dalam milenium yang paling mutakhir, Irak telah dibagi menjadi lima daerah budaya: Kurdi di utara yang berpusat di Arbil, Arab Islam Sunni di tengah sekitar Baghdad, Arab Islam Syi'ah di selatan yang berpusat di Basra, Assyria, sekelompok orang Kristen, yang tinggal di berbagaikota di utara, dan Arab Rawa, sekelompok orang yang berpindah-pindah, yang tinggal di daerah berawa-rawa di sungai tengah. Pasar dan barter adalah bentuk perdagangan yang lazim mereka lakukan.

Mengenai musik dikenal dengan alat musik yang disebut oud (mirip dengan lute) dan rebab; bintang-bintangnya termasuk Ahmed Mukhtar dan Munir Bashir, seorang Assyria. Hingga kejatuhan Saddam Hussein, stasiun radio yang paling popular adalah Suara Pemuda. Stasiun ini memainkan campuran music rock barat, hip hop dan musik pop, yang semuanya harus diimpor lewat Yordania karena adanya sanksi ekonomi internasional. Irak juga memproduksi seorang bintang pop pan-Arab penting yang hidup di pengasingan yaitu Kazem al Saher, yang lagu-lagunya mencakup Ladghat E-Hayya, yang dilarang karena kata-katanya yang terlalu keras.

f.  Sumber daya alam Irak

Sumber daya alam data tahun 2002 menunjukkan Irak menyimpan cadangan minyak sebesar 112,5 milyar barel, atau hampir 11 % dari total cadangan minyak dunia. Dengan sedikit eksplorasi sejak kebijakan nasionalisasi perusahaan minyak Irak, 1972, diperkirakan masih banyak cadangan minyak yang belum ditemukan. Irak kini hanya memiliki 125 kilang, dan 90 diantaranya berkandungan minyak tinggi. Tetapi akibat embargo, hanya 30 kilang yang dioperasikan, dan cuma 12 kilang yang benar-benar dioperasi penuh. Amerika Serikat telah merampas minyak mentah senilai 170 juta dolar dari Irak.

Adapun penghasilan utama di Irak adalah padi-padian, kurma, kapas, kulit, permadani, dan minyak (34.000.000 ton) menurut data tahun 1955. Irak adalah penghasil minyak ke-2 terbesar di dunia (setelah Saudi Arabia). Tidak ada satu pun industri di Negara maju yang tidak bergantung kepada minyak bumi. Artinya Negara-negara di dunia bergantung juga kepada miyak bumi Irak ini. Irak adalah penghasil gas alam terbesar di duniaIrak adalah negara yang paling kaya di Timur Tengah jadi pasti akan sangat cepat kenaikan mata uang nya (Kuwait pulih dalam waktu 6 tahun dan Afganistan pulih dalam waktu 3 tahun, kedua negara ini kekayaannya dibawah Irak).

B.  IRAK SEBELUM DAN SESUDAH MASUKNYA ISLAM

a. Irak sebelum Islam

Secara historis Irak dikenal sebagai Mesopotamia, yang secara harafiah berarti "di antara sungai-sungai" dalam bahasaYunani. Tanah ini menjadi tempat kelahiran peradaban pertama dunia yang dikenal, budaya Sumeria, diikuti dengan budaya Akkadia, Babilonia dan Asyur yang pengaruhnya meluas kedaerah-daerah tetangganya sejak sekitar 5000 SM. Peradaban-peradaban ini menghasilkan tulisan tertua dan sebagian dar iilmu pengetahuan, matematika, hokum dan filsafat yang pertama di dunia, hingga menjadikan wilayah ini pusat dari apa yang umumnya dikenal sebagai "Buaian Peradaban". Peradaban Mesopotamia kuno mendominasi peradaban-peradaban lainnya pada zamannya. Pada abad ke-6 SM, wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Persia di bawah KoresyAgung selama hampir 4 abad, sebelum ditaklukkan oleh Alexander Agung dan tetap berada di bawah kekuasaan Yunani selama hamper dua abad. Sebuah suku bangsa Iran dari Asia Tengah yang bernama Parthia kemudian merebut wilayah ini, diikuti dengan Dinasti Sassanid Persia selama 9 abad, hingga abad ke-7. Irak terkenal sebagai tempat lahirnya peradaban. Lebih dari sepuluh ribu situs arkeologi bernilai tinggi terdapat di sini. Sejarah Irak dimulai pada zaman paleolitik yang hidup di dataran Mesopotamia, sekitar seribu abad yang lalu. Dataran subur ini diapit sungai Tigris dan sungai Eufrat, atau lebih dikenal dengan sebutan “Bulan sabit yang subur”.

Pada tahun 4800 SM ditemukan tanda-tanda kebaradaan bangsa Sumeria di kawasan al-Ubaid. Dan pada tahun 2371 SM kelompok Akkodians mendirikan kerajaan yang dapat mempersatukan bangsa Sumeria. Tahun 1894 SM kelompok Amorites mendirikan dinasti Babylonia. Salah satu yang menjadi penguasanya adalah Hammurabi (1792-1750 SM). Dialah yang pertama kali membuat aturan hukum negara di dunia. Setelah berjalan bertahun-tahun terjadi konflik antar saudara yang berakhir dengan hancurnya dinasti Babylonia. Kemudian muncul Babylonia baru. Diantara rajanya yang terkenal adalah Nebuchardnezzar II yang membangun “Taman Gantung” yang bertingkat-tingkat dengan ketinggian tiap lapisan kurang lebih 350 kaki.

Di awal abad ke-7, Islam menyebar kedaerah yang sekarang bernama Irak. Sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad memindahkan ibukota di Kufah "fi al-Iraq" di manaia menjadi Khulafaur Rasyidin yang ke-4. Bani Umayyah yang berkuasa dari Damaskus di abad ke-7 menguasai Provinsi Irak.

Baghdad, ibukota Khilafah Abbasiyah, adalah kota utama bagi dunia Arab dan Islam selama 5 abad.

b.  Irak Irak setelah Islam masuk

Agama Islam dan bangsa Arab masuk ke wilayah Irak pada masa Khilafah Umar bin Khottob tahun 637 M. Merekalah yang menyebut wilayah ini Irak. Kholifah kemudian mendirikan dua kota penting, yaitu Kuffah dan Bashroh.

Tahun 750 M dinasti Abbasiyah menguasai Irak. Putranya, al-Mansur menemukan sebuah kota kecil yang dinamakan Baghdad yang ia juluki “Madinatus Salam (Kota Perdamaian). Baghdad didirikan pada tahun 762, menjadi ibu kota kekhalifahan Abbasiah oleh Abu Jafar al-Mansur, yang dikenal sebagai orator dan administrator ulung serta pakar bahasa. Sejak saat itu, kota yang terletak di tepi barat Sungai Tigris tersebut seakan mewarisi kejayaan kerajaan-kerajaan besar di Mesopotamia. Sejarah menceritakan, Baghdad menjadi pusat perdagangan, budaya, dan kota pelajar yang penting. Bahkan, Baghdad juga pernah dianggap sebagai pusat intelektual dunia, pusat kekuatan dunia. Di kota itulah dahulu kebudayaan Arab dan Persia bercampur dan menghasilkan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan karya-karya sastra yang adiluhung. Apa yang sudah diletakkan Al-Mansur terus dikembangkan oleh para penerusnya. Di tangan Harun ar-Rashid (786-806), cucu Al-Mansur, Baghdad kian bersinar dan menjadi kota terbesar kedua di dunia setelah Konstantinopel. Adalah Harun ar-Rashid pula yang memerintahkan pembangunan kanal-kanal kota, tanggul, dan tempat-tempat penampungan air. Ia juga memerintahkan agar rawa-rawa sekitar Baghdad dikeringkan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk. Di zaman Harun ar-Rashid—yang dikenal sebagai “Khalifah yang tidak pernah tidur” karena selalu keliling negerinya di malam hari untuk bertemu dan mendengarkan apa keinginan rakyatnya, kaum intelektual mendapat tempat terhormat. Seni sastra juga berkembang pesat. Di kala itu lahirlah cerita Seribu Satu Malam dan muncul tokoh cerita Aladdin, Ali Baba, dan Sinbad “Si Pelaut”.

Kebudayaan Arab berkembang demikian pesat di zaman Al-Ma’mun (813-833), putra Harun ar-Rashid. Di zaman khalifah inilah dilakukan penerjemahan karya-karya para penulis Yunani. Al-Ma’mun juga mendirikan Darul Hikmah yang mengambil alih peran Universitas Jundaisapur Persia. Segera setelah akademi itu didirikan, Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan. Perpustakaan di akademi tersebut diperkaya dengan buku-buku terjemahan dari pelbagai bahasa. Para sarjana dari berbagai bangsa dan agama diundang untuk bekerja di akademi tersebut.

Direktur pertama akademi itu adalah Hunain ibn Ishaq yang menerjemahkan karya-karya filsafat dan kedokteran Yunani. Bahkan, mereka juga menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Lama dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Di zaman itu pula para sarjana di bawah pimpinan Hunain ibn Ishaq melahirkan karya besar, yakni di bidang matematika terutama kalkulus integral. Pakar matematika terkemuka kala itu adalah Abu Ja’far Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (680-750). Dialah yang menemukan persamaan aljabar dan angka nol. Al-Khawarizmi menulis 10 buku pelajaran matematika. Ia juga menulis buku pelajaran aritmatika yang memperkenalkan angka-angka Hindu ke dunia Arab. Buku-buku itu pula yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan kemudian berkembang di daratan Eropa.

Baghdad benar-benar tumbuh menjadi kota budaya, kota pelajar, dan kota damai. Berbagai ilmu pengetahuan maju pesat. Al-Makmun pernah mengirim rombongan penerjemah ke Konstantinopel, Roma dan sebagainya untuk menghimpun buku-buku sains dan filsafat yang belum ada dalam Islam untuk kemudian dibawa ke Baghdad. Rombongan ekspedisi ini terdiri atas Abu Yahya ibnu Bathriq (w. 815 M), Muhammad ibnu Salam (w. 839 M), Hajja ibnu Yusuf ibnu Mathar (w. 833 M), dan Hunain ibnu Ishaq (w. 874 M). Pada masa pemerintahan al-Mutawakkil (847-861 M), seorang ahli matematika dari Sabia, Tsabit Ibnu Qurrah (w. 901 M) dan murid-muridnya \menerjemahkan karya-karya Yunani terutama bidang geometri, dan astronomi, termasuk juga karya-karya juga karya-karya Aristoteles, Plato, Apollonius, Galen, Archimedes, Hyppocrates, Ptolemus, Euclid, dan Pythagoras dalam bahasa Arab. Melalui kegiatan penerjemahan inilah terjadi gelombang helenisme I dalam Islam yang kemudian mendorong berkembangnya filsafat dalam Islam. Munculnya para filosof dalam Islam seperti al-Kindi (w. 870 M), al-Farabi (w. 950 M), Ibnu Sina (w. 1037 M) tidak dapat dilepaskan dari gerakan penerjemahan tersebut. Mereka tidak sekadar membaca dan menerjemahkan karya-karya dari Yunani, tapi juga memberi ulasan, komentar, elaborasi, dan seterusnya. Tentu saja mereka juga mendialogkan antara pemikiran filsafat Yunani dengan segi-segi ajaran Islam. Atas dasar itu, tidak mengherankan jika beberapa segi pemikiran filsafat dalam Islam sangat nampak dipengaruhi oleh filsafat Yunani.

Studi kedokteran juga maju dan kemudian mendorong didirikannya rumah sakit-rumah sakit di Baghdad. Sejarah mencatat, ketika itu penduduk Baghdad mencapai satu juta orang. Wilayah kekuasaan Bani Abbasiah pun membentang dari Cina bagian barat hingga Afrika bagian utara. Pada abad ke-13, di masa pemerintahan khalifah Abbasiah ke-37, Al-Mustansir Billah, didirikanlah universitas. Roda sejarah terus berputar dan kebesaran Bani Abbasiah pun mulai pudar, antara lain karena persoalan di dalam. Selain itu, juga banyak tokoh kondangnya meninggal. Salah satu tokoh terkemuka di akhir masa Abbasiah adalah Abu Hamid al-Ghazali, seorang profesor Al-Madrasa Al-Nizamiya, sekolah hukum agama terbesar pertama di Baghdad yang didirikan pada tahun 1067. Pusat kaum intelektual pun lantas pindah ke Cairo, Mesir, dan Cordoba serta Toledo, Spanyol. Dari wilayah Spanyol inilah karya-karya besar para ilmuwan dan pemikir Muslim masuk dan meresap ke Eropa.

Tahun demi tahun Irak dipimpin oleh satu Khalifah hingga datang bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan tahun 1258 M dan menaklukkan negeri ini. Kota dihancurkan. Menurut cerita, ratusan ribu orang dibantai pasukan Mongol dan sungai darah mengalir di jalan-jalan, sementara lembah-lembah penuh jenazah. Hulagu membangun piramida tengkorak para ilmuwan, pemimpin agama, dan penyair Baghdad. Kemudian dilanjutkan oleh Timur Leng yang menghancurkan Baghdad pada tahun 1401 M. Terjadilah perebutan kekuasaan yang menghantarkan Irak ke tangan kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah (1514-1918 M). Dan akibat dari perjanjian damai perang dunia I, Irak diperintah dan dijajah Inggris.

C. IRAK DIBAWAH KOLONIALISI INGGRIS DAN PASCA REVOLUSI

a.  Irak di bawah kolonialisasai Inggris

Tahun 1914 M Inggris mulai menjajah Irak. Kemudian diumumkanlah Irak menjadi negara kerajaan pada tahun 1921 M. Jelang sebelas tahun kemudian, yaitu tahun 1932 M, Irak merdeka walaupun masih dibawah kendali Inggris hingga tahun 1958 M. Pada tahun ini kerajaan Irak digulingkan dan berdirilah negara republik. Antara tahun 1958-1968 M banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan yang mengakibatkan kekuasaan berada di tangan militer. Kemudian pada tahun 1968 terjadi revolusi besar yang sangat bersejarah di Irak yang membawa partai Ba’ats pada tampuk kekuasaan.

b.  Irak pasca revolusi

Tertanggal 17 juli 1968 Irak memasuki babak baru dalam sistem kenegaraan. Pada tanggal ini terjadi revolusi di Irak yang menumbangkan rezim presiden Abdurrahman Arif dan diganti oleh Ahmad Hasan Bakar sebagai presiden dan Saddam Hussen sebagai wakilnya. Revolusi ini dilaksanakan oleh Ibrahim Abdurrahman Daud, pemimpin pasukan garda republik ketika itu dan Abdurrazak Naif, direktur intelejen Irak masa itu. Naif dijadikan Perdana Menteri dan Daud dijadikan Menteri Pertahanan. Akan tetapi keduanya adalah mata-mata yang bekerja untuk CIA, dinas intelejen AS. Daud mengatakan bahwa revolusi ini adalah atas perintah dari CIA yang bertujuan untuk manjaga keberlangsungan keamanan Israel di Timur Tengah. Setelah diketahui bahwa keduanya adalah mata-mata CIA, maka pada tanggal 30 juli 1968 atau tiga belas hari setelah revolusi tersebut, mereka diusir dari Irak.




Pada tahun 1970 keluar keputusan untuk menghukum mati Abdul Ghoni ar-Rowy, mantan wakil Perdana Menteri Irak pada masa Abdurrahman Arif dan salah seorang jendral yang ingin menumbangkan pemerintahan Bakar dan Saddam pada awal-awal pemerintahannya yang bekerja sama dengan pemerintahan Iran ketika itu. Maka keluarlah keputusan hukuman mati itu dimana Rowy sendiri berada di Iran ketika keputusan diambil.

Saddam Hussen menjadi orang nomor satu di Irak pada tahun 1979. Sejarah perpolitikannya selalu diwarnai dengan darah selama itu dianggap perlu dalam melanggengkan kekuasaannya. Diantara bukti nyatanya adalah perang yang terjadi antara Irak dan Iran selama kurun waktu delapan tahun (1980-1988). Dua tahun setelah itu Irak kemudian menjajah Kuwait (1990) yang berakibat terjadinya perang teluk antara Irak dan pasukan sekutu pimpinan AS.

Ini salah satu contoh nyata perpolitikan luar negeri Irak yang diwarnai dengan darah. Begitupun perpolitikan dalam negerinya yang baru terkuak pada akhir-akhir ini, dimana ditemukan kuburan-kuburan masal korban politik penentang Saddam. Keputusan hukuman mati terhadap Rowy dapat pula di jadikan sampel. Akan tetapi tidak semua kelakuan Saddam bernilai negatif. Banyak kemajuan-kemajuan yang didapat pada pemerintahan Saddam, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, pertanian, transportasi, dan demokrasi.

A. PROSES TERJADINYA PERANG TELUK DI IRAK

a.  Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perang

Adapun beberapa yang menyebabkan terjadinya Perang Teluk I (Perang Irak-Iran), yaitu :

− Ketika Irak berada di bawah pemerintahan Saddam Husein ingin mengembalikan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Babilonia di masa lampau. Menurut Sejarah masa lalu negeri Irak merupakan pewaris dari Kerajaan Babilonia. Untuk mencapai cita-citanya, Irak melancarkan serangan ke Iran sehingga meletuslah Perang antara Irak dengan Iran.

− Perbedaan aliran antara kedua negara yaitu aliran Syi’ah (Iran) dan Sunni (Irak). Orang-orang Syi’ah di Iran mengajak orang-orang Syi’ah di Irak untuk memberontak untuk menumbangkan pemerintahan Saddam Hussein. Sebab partai Baath dan Saddam Hussen di anggap anti Islam.

− Pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada tanggal 22 September 1980 dikarenakan masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua Negara.

− Irak secara sepihak membatalkan perjanjian dengan Iran tanggal 22 September 1980. Perjanjian Irak dengan Iran itu adalah Perjanjian Algier (1975) mengenai penguasaan bersama atas daerah Shat Al-Arab yang kaya akan minyak.

− Kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawan Syi’ah yang dibawa oleh Ruhollah Khomeini dalam Revolusi Iran.

− Ambisi Sadam Husen untuk tampil sebagai orang nomor satu dan dihormati didunia Arab.

− Percobaan pembunuhan terhadap pejabat Irak, yaitu Deputi Perdana Menteri Irak Tariq Aziz. Irak segera bertindak dan menangkap sejumlah orang yang terlibat dalam hal ini. Irak beranggapan bahwa agen Iranlah yang terlibat dalam hal ini dan mendeportasi ribuan warga Syi’ah berdarah Iran keluar dari Irak.

b.  Nilai Penting Teluk Persia bagi Amerika Serikat Serikat (AS)

Berakhirnya Perang Dunia I pada tahun 1914 membawa dunia pada permintaan pasokan minyak yang cukup tinggi terutama disebabkan pada tiap-tiap negara yang berperang merubah kapal-kapal mereka dari penggunaan batu bara beralih pada penggunaan minyak. Setiap negara-negara yang berperang pada saat itu terus meningkatkan angkatan bersenjata mereka dengan menambah truk, tank, serta pesawat. Hal ini menjadi pemicu semakin meningkatnya permintaan minyak dunia sehingga bisa dikatakan minyak merupakan harta karun yang diperebutkan dan diperdagangkan oleh setiap negara hingga saat ini. Layaknya Teluk Persia di asumsikan sebagai ladang minyak baru bagi dunia yang telah memberikan suplai netral bagi pemenuhan pasokan minyak dunia. Di tahun 1909 perusahaan Anglo-Persia (APOC) mulai membangun pipa untuk mentransportasikan minyak dari sumbernya ke pelabuhan terdekat di Teluk Persia.

Hingga pada Perang Dunia II permintaan minyak semakin menunjukan peningkatannya mencapai 900% dibandingkan 21 tahun yang lalu. Mengetahui hal tersebut Amerika menetapkan Teluk Persia sebagai geostrategic pertamanya menjadi wilayah pensuplai minyak yang potensial. Bahkan di tahun 1944 tercatat dalam laporan teknikal pemerintahan Amerika teluk Persia dilabeli sebagai “Pusat Gravitasi” bagi perkembangan minyak.

c.  Jalannya Perang Irak-Iran

Pada tahun 1979 terjadi Revolusi Islam Iran dimana Ruhollah Khomeini memimpin revolusi tersebut. Pemimpin revolusi Islam di Iran yaitu, Ruhollah Khomeini yang memiliki impian untuk menyebarkan pengaruh revolusinya ke negara-negara Arab lainnya. Saddam Hussein merasa khawatir dengan revolusi tersebut hal itu dikarenakan posisi wilayah Irak yang bersebelahan dengan Iran, penduduknya yang sebagian beraliran Syi’ah, dan menganggap revolusi ini menghambat ambisinya untuk menjadi kekuatan dominan di Arab. Jalannya perang terbagi dalam beberapa periode berikut ini:

1. Periode Tahun 1980-1982 ( Penyerbuan oleh Irak )

Irak melakukan berbagai serangan terhadap Iran guna menguasai wilayah dan mencegah Revolusi Islam Iran.

2. Periode Tahun 1982-1984 ( Titik Balik Mundurnya Irak )

Iran tidak tinggal diam. Iran balas melancarkan berbagai Operasi militer untuk membalas serangan-serangan dari Irak. Dan hal tersebut telah berhasil memukul mundur tentara militer Irak.

3. Periode Tahun 1984-1988 ( Perang Tanker )

Tahun 1984, berkat bantuan pesawat tempur Super Etentard terbaru dari Perancis, Irak melakukan operasi militer di laut mulai dari muara Shatt el-Arab hingga pelabuhan Iran di Bushehr. Target dari operasi militer tersebut adalah semua kapal yang bukan berbendera Irak di wilayah operasi militer. Tujuannya adalah untuk memblokade ekpsor minyak Iran dan mempengaruhi ekonominya sehingga Iran mau berunding dengan Irak.

4. Periode Tahun 1987-1988 ( Ikut Campurnya AS ) Dampak dari Perang Tanker.

Faktor pendorong utama ikut campurnya AS dalam Perang Irak-Iran sebenarnya disebabkan karena kapal perangnya ditenggelamkan oleh pesawat tempur Irak sehingga 13 awak kapalnya meninggal. Akhirnya AS menerjunkan armada lautnya di sekitar Teluk Persia dengan tujuan untuk mengisolasi Iran dan menjaga agar kapal-kapal bebas berlayar di sana.

5. Periode Tahun 1988 ( Gencatan Senjata )

Perang akhirnya berakhir setelah Iran menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB 598 dan secara resmi mengakhiri perang yang sudah berlarut-larut selama 8 tahun pada tanggal 20 Agustus 1988. Tawaran tersebut.

d.  Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Menghentikan Perang Irak-Iran

• Setelah sidang Dewan Keamanan PBB pada tanggal 28 September 1980 di New York telah meminta kepada kedua belah pihak menghentikan peperangan dan permasalahan kedua belah pihak diselesaikan di meja perundingan. Mereka meminta Irak mundur dari tempat-tempat yang diduduki di Iran. Tetapi kedua belah pihak menolak tawaran tersebut.

• Dalam proses penyelesain Perang Irak-Iran, Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan Resolusi No.598 pada tanggal 20 Juli 1987. Resolusi ini berisi usulan untuk dilakukannya genjatan senjata antara Irak dan Iran. Namun Irak dan Iran menolak usulan tersebut.

• Pada akhir Juli 1988, Iran menyatakan kesediaanya untuk menerima usul genjatan senjata dan diberrlakukannya kembali perjanjian Algier seperti yang tercantum dalam Resolusi DK PBB No. 598. Iran mendapat kompensasi dari Irak sebesar 150 juta dolar AS pertahun.

e.  Dampak yang Ditimbulkan dari Perang Irak-Iran

1. Dampak Negatif yang Ditimbulkan :

1. Dalam Bidang Ekonomi :

− Perekonomian Irak mengalami kehancuran serta terkena blokade ekonomi dan sanksi dari PBB.

− Kerugian besar bagi kedua belah pihak, dari segi material jumlah kerugian material bagi masing-masing negara diperkirakan mencapai 500 juta dollar AS.

− Jumlah kerugian lebih besar harus ditanggung Irak yang selama perang memang aktif mencari pinjaman uang untuk menambah persenjataan.

− Pembangunan ekonomi di kedua negara menjadi terhambat dan ekspor minyak kedua negara terganggu.

− Produksi minyak yang menurun drastis mempenagruhi perekonomian dunia, khususnya bagi industri-indstri di dunia Barat dan Jepang.

− Ladang minyak dari kedua negara mengalami kerusakan, untuk Irak di daerah Kirkuk, Basra dan Fao, sedangkan untuk Iran mengalami kerusakan di pulau Kharg dan Abadan.

2. Dalam Bidang Sosial :

− Jumlah korban jiwa, jumlah korban tewas Irak mungkin mencapai 200.000 jiwa lebih, sementara Iran mencapai 1 juta jiwa sebagai akibat dari taktik militer Iran yang banyak mengorbankan tentaranya untuk berhadap-hadapan langsung dengan moncong senjata musuh. Jumlah tersebut belum termasuk mereka yang meninggal kemudian akibat luka parah dan penyakit, termasuk akibat penggunaan senjata kimia Irak yang berdampak jangka panjang.

− Perpecahan di negara Arab menimbulkan rasa tidak nyaman dan suasana kehidupan sehari-hari yang tegang dan tercekang yang disebabkan adanya perperangan.

− Irak yang menuduh Iran terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap Deputi Perdana Menteri Irak sehingga langsung mendeportasi ribuan warga Syi’ah berdarah Iran keluar dari Irak.

3. Dampak Bidang Politik :

− Amerika Serikat semakin kuat pengaruhnya di Timur Tengah.

− Adanya sikap anti USA dari pihak Irak (Amerika Serikat).

− Proses jalannya pemerintahan di kedua negara menjadi kurang efisien dan terhambat karena adanya perang ini.

4. Dampak Bidang Kemiliteran :

− Banyak korban peperangan ini tidak hanya dari non sipil namun juga dari kemiliteran di kedua negara yang banyak tewas dan luka-luka serta cacat fisik dalam peperangan ini.

− Banyak persenjataan dan alat-alat kemiliteran yang digunakan pada peperangan ini rusak berat atau bahkan tidak dapat digunakan lagi.

2. Dampak Positif yang Ditimbulkan :

− Selain kerugian materi dan korban jiwa, tidak ada perubahan berarti pasca perang. Wilayah-wilayah yang menjadi bahan sengketa statusnya kembali seperti sebelum perang dan batas antara kedua negara juga tidak banyak berubah. Wilayah perairan Shatt al-Arab contohnya, tetap dibagi menjadi milik kedua negara dengan batasnya adalah titik terdalam pada perairan.

− Teknologi persenjataan perang yang canggih di antara kedua negara yang meningkat pesat sehingga berpengaruh positif bagi peningkatan persenjataan kemiliteran masing-masing negara.

DAFTAR PUSTAKA




http://www.katailmu.com/2010/11/sejarah-negara-irak.html

https://Syi’ahali.wordpress.com/2011/06/25/pada-saat-perang-teluk-arab-saudi-menyediakan-pangkalan-militer-kepada-amerika-serikat-untuk-membantai-warga-irak-tragedi-hulagu-khan-menghancurkan-baghdad-terulang/

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/06/perang-irak-iran-perang-teluk-1.html



1 Comments

Previous Post Next Post