Perdebatan Terori Phitecanthropus ke Homo Erectus



PERDEBATAN TEORI ANTARA PITHECANTROPUS KE HOMO ERECTUS 

A. Teori Evolusi 

Evolusi merupakan salah satu topik yang masih terus menjadi perdebatan di dunia pendidikan, dan merambah di kehidupan masyarakat luas. Beberapa tokoh evolusionis berusaha untuk menjelaskan tentang peristiwa evolusi, mereka dari berbagai sudut pandang yang masing-masing, sehingga evolusi masih sulit untuk diterima oleh semua orang. Hal ini terkendala oleh faktor X yang biasa dikenal dengan istilah “Missing Links”. Hilangnya beberapa penghubung evolusi menjadikan kendala yang masih sulit, untuk menghubungkan mata rantai kejadian evolusi dapat dijelaskan secara terinci. Para ilmuwan yang menggunakan metode ilmiah terus berusaha menyingkap kabut evolusi melalui sumber-sumber purbakala yang di dapat. Bukti uji Palaentologi, evolusi biologi, dan lempeng tektonik. 

Mendengar kata ‘evolusi’ tentulah kita dengan segera memikirkan Darwin dengan “teori keranya”.Tetapi evolusi tidaklah hanya berkisar pada manusia dan kera.Berdasarkan asal katanya, evolusi berasal dari bahasa latin yaitu evolvo yang berarti membuka gulungan, membuka lapisan, atau menguraikan. Definisi lain tentang evolusi adalah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit, memakan waktu lama, dan menghasilkan perkembangan spesies baru. Evolusi juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam terhadap variasi gen dalam suatu individu hingga menghasilkan perkembangan spesies baru.Spesies baru yang terbentuk mengalami perkembangan dari sederhana menuju kompleks. ( Sudarno, 1994) 

Para ilmuwan yang menyumbangkan gagasannya dalam masalah evolusi antara lain adalah: 

a. Herbert Spencer 

Herbet Spencer adalah seorang ahli filsafat dari Inggris yang pertama kali menggunakan istilah evolusi. Menurut Spencer, konsep evolusi yang dimaksud adalah berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat dari waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat. Pengertian yang dikemukakan oleh Spencer tersebut menunjukkan terjadinya suatu proses perubahan. Namun demikian, tampak bahwa pengertian yang dimaksud tidak terkait dengan kajian biologi, dan pada perkembangannya istilah tersebut tenggelam bersamaan dengan perkembangan pemikiran para ahli fi lsafat yang lain. 

b. J.B. Lamarck 

Berbeda halnya dengan Spencer, Lamarck memunculkan istilah evolusi yang berkaitan dengan bidang kajian biologi yakni evolusi makhluk hidup. J.B Lamarck mengungkapkan bahwa, makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat perkembangan kehidupan, sedang manusia berada di puncak perkembangan tersebut. Yang artinya bahwa tidak akan muncul lagi makhluk hidup yang lebih tinggi tingkat ke sempurnaannya di masa yang akan datang. Proses perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan. Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh (anatomi) dan diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh kebiasaan tersebut, Lamarck menyimpulkan bahwa organ-organ yang digunakan akan berkembang sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (use and disuse).
Lamarck memberikan contoh fenomena jerapah sebagai pendukung teorinya. 

c. Charles Darwin 

Charles Darwin adalah tokoh yang sangat terkenal dalam kaitannya dengan evolusi. Darwin banyak mengemukakan gagasan-gagasannya tentang evolusi. Karena pemikirannya tersebut, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi. 

Pokok-pokok pemikiran yang melandasi ajaran Darwin mengenai evolusi antara lain: 

1. Tidak ada individu yang identik, selalu ada variasi meskipun dalam satu keturunan. 

2. setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak. 

3. Untuk berkembang biak diperlukan makanan dan ruang yang cukup. 

4. Pertambahan populasi tidak berlangsusng secara terus menerus tetapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pembatas antara lain makanan dan predasi. 

Darwin membantah teori Lamarck yang mengungkapkan bahwa perkembangan makhluk hidup menuju ke arah kesempurnaan , dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan diwariskan keturunannya. Dalam bukunya The Origin of Spesies by Means of Natural Selection, Darwin menyatakan dua hal penting sebagai teori evolusi yaitu: 

1. Spesies –spesies yang hidup sekarang berasal darispesies nenek moyang yang hidup pada masa lalu. 

2. Perkembangan spesies dipengaruhi oleh seleksi alam dan variasi antar populasi. 

B. Temuan Eugene Dubois di Indonesia 

Marie Eugene Francois Thomas Dubois adalah ahli anatomi berkebangsaan Belanda. Lahir di Eijsden, ia menjadi terkenal saat menemukan sisa-sisa fosil manusia purba yang berada yang berada bukan dikawansan eropa melainkan diluar. Penemuannya terhadap manusia purba ada di pulau Jawa 1890, yang kemudian dinamai Pithecanthropus Erectus. Eugene Dubois memang terlahir di saat yang tepat terkait dengan pilihan hidup akan dilakukan. Lahir tahun 1858, Disaat delapan belas bulan setelah penemuan fosil di lembah Neandertal dan setahun sebelum terbitnya The Origin Of Species karya Charles Darwin. Dubois pun tumbuh menjadi pengikut teori Darwin dan memiliki obsesi menemukan missink Link dari teori revolusi Darwin, yaitu spesies penghubung evolusi dari kera hingga menjadi manusia. 

Perburuan Dubois dimulai tahun 1887. Dubois berhenti dari universitas tempat dia bekerja di kesatuan militer pada bidang kedokteran di militer. Banyak orang yang menganggap bahwa apa yang dilakukannya dengan keputusannya dianggap gila. Ternyata keputusan Duobis itu bukan tanpa sesuatu hal. Dengan bergabung di kesatuan anggota militer. Dubois masuk ke wilayah Hindia Belanda (Indonesia) dengan biaya minim. Pada waktu itu, Hindia Belanda dianggap sebagai lokasi tepat berburu fosil manusia oleh para ilmuwan. 

Dubois melakukan penyisiran dan pencarian di lokasi fosil dan mendapatkan berbagai temuan berupa sisa fosil berbagai jenis reptil dan mamalia. Ia juga menemukan fosil tengkorak manusia, namun kondisinya tidak seutuh temuan Rietschoten. Fosil yang dia sebut sebagai Homo Wajakensis. Dubois belum puas atas hasil temuannya dengan melanjutkan pencariannya.ke berbagai tempat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Akhirnya, dia memusatkan risetnya di lembah Sungai Bengawan Solo dekat Trinil. Di lokasi ini, ia mendapat begitu banyak temuan fosil. Dubois menemukan fosil Pithecanthropus Erectus yang berdiri atas tempurung tengkorak, tulang paha atas, dan tiga giginya saja. 

C. Posisi pithecantrpos Erectus dalam Evolusi manusia 

Java Man yang diklasifikasikan sebagai Homo Erectus, ditemukan tahun 1891 oleh Dr. Eugene Dubois di Trinil, Jawa. Tahun 1895, Dubois kembali ke Eropa dan menunjukkan fosil temuannya di International Congress of Zoologists: sebuah tengkorak dengan gigi yang nampaknya milik seekor kera; dan fosil yang ditemukannya setahun kemudian (1892) berjarak 50 feet dari temuan pertama, yaitu tulang paha yang mirip tulang manusia. Dubois menyimpulkan bahwa keduanya adalah milik satu species yang sama, atas dasar asumsi bahwa manusia purba tersebut baru saja berpindah ke Jawa. Demikianlah terbentuk rekonstruksi Java Man (Pithecanthropus Erectus). 

Namun kisah ini menyimpan misteri. Sebab 30 tahun kemudian (1921) terjadi fakta yang cukup mencengangkan, sebab ternyata Dubois masih menyimpan dua tengkorak manusia (dikenal dengan nama Wadjak skulls) yang menunjukkan tengkorak manusia yang sesungguhnya. Maka artinya manusia (real man) sudah hidup bersama-sama dengan Java Man(manusia purba/ ape-man) di Jawa di jangka waktu yang sama. Marcellin Boule, seorang ahli fosil (paleontologist) yang mempunyai otoritas pada saat itu, menolak Java Man, dan mengatakan bahwa fosilnya adalah milik seekor gibbon atau kera. Akhirnya, di tahun 1938, Dr. Dubois sendiri merevisi pernyataannya tentang Java Man, dengan mengatakan bahwa setelah penyelidikan yang panjang akhirnya ia sampai pada kesimpulan bahwa temuannya itu adalah gibbon raksasa. Namun para evolutionists tetap menempatkan Java Man dalam rantai evolusi manusia, dalam klasifikasi Homo erectus. 

Pemenuan fosil Pithecanthropus oleh Dubois yang dipublikasikan pada tahun 1894 dalam berbagai majalah ilmiah melahirkan perdebatan.Pithecanthropus erectus adalah peralihan kera ke manusia.Kera merupakan moyang manusia. Pernyataan Dubois itu kemudian menjadi perdebatan, apakah benar atap tengkorak dengan volume kecil, gigi-gigi berukuran besar, dan tulang paha yang berciri modern itu berasal dari satu individu? Sementara orang menduga bahwa tengkorak tersebut merupakan tengkorak seekor gibon, gigi-gigi merupakan milik Pongo Dan tulang pahanya milik manusia modern? Perdebatan itu kemudian berlanjut hingga ke Eropa, ketika Dubois mempresentasikan penemuan tersebut dalam seminar internasional zoologi pada tahun 1895 di Leiden, Belanda, dan dalam pameran publik British Zoology Society di London.Banyak ahli yang tidak mau mendengar Dobois sehingga ia pun menyimpan seluruh hasil penelitiannya. Setelah di teliti lebih lanjut oleh Dobois dan Bolk maka di temukanlah masalah dari perdebatan tersebut, bahwa karena hanya perbedaan species bukan perbedaan genus. Dalam pandangan ini maka Pithecanthrotus erectus harus diletakan dalam genus Homo, dan untuk mempertahankan species aslinya, dinamakan Homo Erectus

1 Comments

Previous Post Next Post